Dari pemahaman mengenai judul saja kita bisa mewaspadai pada berita yang berisi hoax, biasanya pada judulnya akan bersifat provokatif, akan membuat para pembaca menjadi terbawa pada isinya yang belum tentu fakta.Â
Maka, kita harus seteliti mungkin bila menemui tulisan yang berkesan judulnya bersifat provokatif. Motif seperti ini memang sering digunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab guna memancing netizen untuk segan membacanya.
Cek situs terpercaya
Bukannya meremahkan suatu situs yang telah kita baca. Hanya untuk mengantisipasi saja kemungkinan adanya hoax dalam situs tersebut. Jadi, untuk mengantisipasi salah satu jalan alternatifnya kita bisa membuka pada situs-situs yang terpercaya dan diakui oleh negara dan masyarakat, seperti kompas.com. dalam situs ini semuanya bersifat fakta.Â
Maka dari situs ini, kita bisa dijadikan pedoman atau untuk mengecek kefaktaan dari tulisan atau berita yang kita masih ragu dalam memahaminya.
Periksa aktualisasi (5 W 1H)
Dalam memahami bahwa suatu tulisan atau berita itu bersifat valid atau asli kita bisa mengeceknya dengan menggunakan komponen 5W 1H. Yakni dengan mengecek dari dari mana asal muasal berita tersebut, siapa yang mendistribusikan berita tersebut, kapan, mengapa, dan lain sebagainya. Bila sudah lengkap dari komponen-komponen tersebut akan besar kemungkinan berita yang kita baca sudah valid atau bukan tulisan yang hoax.
Berpartisipasi pada grup anti Hoax
Dalam kehidupan kita sehari-hari tentu kita akan menemui persoalan yang masih kita bingungkan sehingga tak jarang kita meminta bantuan pada orang lain. Â Hal seperti itu juga tak terkecuali dalam menanggapi dan mengantisipasiberita hoax.Â
Dengan meminta atau konsultasi pada orang yang lebih paham akan keaslian suatu berita sehingga akan memudahkan kita dalam menerima berita yang fakta. Cara seperti ini bisa kita terapkan dengan berpartisipasi pada grup anti hoax, bisa seperti melalui grup WA,FB atau yang lainnya. Sehingga kita bisa  lebih mengerti dengan berita yang sebenarnya.
Mengetahui fakta berita adalah hal yang esensial. Jangan remehkan apa saja yang menginformasi baik berupa artikel, opini, berita dan sebagainya kepada kita menjadi sedemikian mudah kita terima begitu saja. Sebagai kaum intelek dan berkependidikan kita harus bisa memilih secara selektif dalam menyerap informasi yang datang.