Mohon tunggu...
Ahmad Kafil Mawaidz
Ahmad Kafil Mawaidz Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Ajarkanlah sastra pada anak-anakmu, agar anak pengecut jadi pemberani - Umar bin Khattab

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menulis di Kompasiana

12 April 2018   16:11 Diperbarui: 12 April 2018   16:17 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Agustus 2012 saya memulai mendaftarkan akun di platform blog kompasiana. Kompasiana merupakan platform blog yang berisi kumpulan tulisan dari para penulis bebas, baik pemula maupun sampai professional. Meskipun sudah mempunyai akun  sejak 2012, saya baru bisa memulai menuangkan tulisan pertama pada bulan Maret 2018 yang lalu. 

Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan saya yang tak kunjung menulis di kompasiana, salah satunya kekurang percayaan diri terhadap tulisan sendiri. Kurang percaya diri adalah factor yang paling mrnghambat saya untuk menulis di Kompasiana. hal iini disebabkan saya tidak mempunyai backround atau factor pendukung sebagai penulis. Latar pendidikan saya berbasis sain-sosial, tidak ada unsur jurnalistik maupun kebahasaan.

Pada waktu itu, ada instagram story atau semacam status aktual di media social intagram mengutip kata dari Chairil Anwar. Chairil menyatakan bahwa menulis itu seperti buang hajat, dimana disaat kamu tidak ingin mengeluarkannya, pasti akan susah untuk menuliskannya, dan sebaliknya jika kamu ingin, maka berwujudlah ia. Pernyataan itu membuat saya langsung tersontak untuk memulai kembali sebuah kesenangan atau hobi musiman saya, yaitu menulis. Saya mencoba untuk menulis artikel dari beberapa acara maiyahan yang sudah saya ikuti. Menulis puisi dari sedikit perenungan dalam membaca semesta perjalanan hidup.

Karena hanya ingin menyalurkan tulisan demi tulisan tanpa tendensi apa-apa, saya memilih mengaktifkan kembali akun kompasiana yang sempat 'mati suri' sebelumnya. Pertama, Saya mulai dengan menulis sebuah puisi dengan judul "Batas" yang saya ciptakan di tahun 2016. Selanjutnya seakan terus mengalir keingina untuk terus menulis, kata-kata pun seolah terus mendesak saya untuk dijadikan sebuah puisi maupun tulisan-tulisan berikutnya.

Ada beberapa hal yang saya sukai di kompasiana, dimana ada banyak kaetgori tulisan yang bisa ditampung. Tidak ada batas minimal atau maksimal kata dalam sebuah artikel, apapun kategorinya. Jadi saya tak mematok harus dengan jumlah minimal berapa kata untuk dikirimkan. Semua tulisan akan dimuat, asal tulisan tersebut memang original karya penulis, bukan plagiat atau forward dari artikel lainnya.

Setelah satu bulan aktif menulis di kompasiana, saya mencapai level debutan dengan 17 artikel yang sudah terbit. Level debutan adalah kompasianer yang telah mencapai poin 100 pertamanya. Hal itu tentu bukan perkara yang penting bagi saya, karena yang paling penting bagi saya adalah tersalurnya hobi menulis sesuai keinginan saya. Tanpa target, tanpa tekanan, tanpa paksaan, mengalir terus seperti darah yang menghidupi kehidupan manusia. Meminjam kata Pramodya Ananta Toer, menulis adalah bekerja untuk keabadian. Maka dari itu mari menulis untuk mengabadi. Meskipun anda bukan orang terkenal, menulis adalah salah satu upaya meninggalkan jejak bahwa anda pernah hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun