Mohon tunggu...
Kafabihi Chamzawi
Kafabihi Chamzawi Mohon Tunggu... Freelancer - Adil Sejak dalam pikiran

seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan” ― Pramoedya Ananta Toer, This Earth of Mankind

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Falsafah Tulang Rusuk : Perempuan dalam Tafsir Al-Azhar

31 Oktober 2020   21:25 Diperbarui: 31 Oktober 2020   21:36 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari setiap reka kejadian yang ada, kita merasakan secelah perbedaan antar gender yang begitu sering dirasakan anak muda di abad 20 ini. Kenapa tidak ?, kebebasan dalam berkomunikasi saat ini semakin memudahkan sebagai pemicu kegalauan anak muda era ini. Tapi saya tidak membahas mengenai hal teknis semacam itu. Point tulisan saya saat ini, adalah bagaimana bisa mengenali perempuan luar dan dalam. Karena dalam beberapa pengamatan saya perempuan cenderung mengalami perubahan secara psikologis ketimbang laki-laki. Karena bukan rahasia lagi ketika kita sering mendengar perbedaan anugerah kesifatan antara laki-laki yang cenderung rasional dan perempuan yang cenderung subjektif (perasaan). Karena dalam kasus ini, perempuan itu adalah makhluk yang tidak bisa disalahkan dalam kondisi apapun dan bentuk apapun. Kok gitu ?, yuk simak. Tapi, Diluar itu saya mendengar beberapa kisah saat perjalanan singkat saya di beberapa daerah, saya melihat ada pola yang sama. Pola yang seperti apa ?, akan saya tuliskan dalam tulisan ini dengan referensi Tafsir Al-Azhar sebagai dasar pemikiran lalu saya linear kan dengan kejadian2 yang secara general untuk mendukung tulisan ini. 

Dan Kami berfirman, "Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zhalim!"

(Al-Baqarah: 35)

Secara histology hakikat keberadaan perempuan dalam penciptaanya terbuat dari tulang rusuk laki-laki, tapi didalam tafsirnya Al-Manar yang dicatat oleh Sayid Muhammad Rasyid Ridha menyebutkan bahwa itu hanya perumpamaan. Diluar itu Nabi SAW sendiri memberi ingat dan kepada laki-laki tentang tabiat perempuan supaya pandai membimbingnya. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam riwayat Muslim :

“Peliharalah perempuan-perempuan itu sebaik-baiknya, karena sesungguhnya perempuan dijadikan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya yang paling bengkok pada tulang itu, ialah yang sebelah atasnya. Maka jika engkau coba meluruskannya niscaya engkau patahkan dia. Dan jika engkau tinggalkan saja dia akan tetap bengkok. Sebab itu peliharalah perempuan-perempuan baik-baik”

Pada hadist ini kita perhatikan dengan seksama bahwa secara takdir perempuan (Siti Hawa) tercipta dari tulang rusuk, tapi tidak cukup kita berpikir tulang rusuknya saja yang menjadi sudut analisa kita. Harus kita pahami bahwa suatu benda memiliki artinya masing-masing. Kita bisa melihat bagaimana bentuk dari tulang rusuk tersebut, bengkok dan kokoh. Yang maksud dari bengkok adalah tabiat dan jiwa perempuan yang bengkok. Sehingga sulit untuk membentuknya, dan kalaupun diluruskan akan patah. Melihat hal ini menjadi sebuah pertanyaan yang mendasar. Untuk apa Allah Swt menciptakan sesuatu yang bengkok ?. Tapi secara garis besar alasan Allah Swt menciptakan perempuan agar mengakhiri kesendiriannya Adam as. Maka cukup jelas yang dimaksud pada hadist diatas ialah jiwa atau bawaan takdir perempuan di dunia ini. Perempuan dalam mempertimbangkan aspek umunya cenderung tidak objektif dan sentimen. Hadist ini telah memberi petunjuk bagi seorang laki-laki agar tau bagaimana menyelesaikan rintangan hidup. Karena hampir seluruh hidup ini, dihabiskan bersama dengan perempuan. Jika ingin rintangan ini bisa mulus, maka harus bisa mengenal kelemahan jiwa perempuan.

Filosofi Tulang Bengkok

Pada umumnya laki-laki cenderung mendewakan logikanya, karena rata-rata dari mereka memiliki prinsip serta pemikiran-pemikiran yang dianggap absolut sehingga menjadikannya landasan untuk hidup. Pada akhirnya mereka cenderung merasa lebih benar karena segudang pengalaman yang dimiliki.

Seorang laki-laki yang mengerti dan mamahami apa yang dimaksud dengan filosofi tulang bengkok dan pandai mengimplementasikannya menjadi satu dasar yang kuat dalam rumah tangga. Dalam contoh kasus laki-laki mengalami kesulitan dalam keuangan, beberapa kasus berakhir seperti kekerasan atau perceraian. Semua bergantung pada pembawaan yang dilakukan oleh laki-laki. Juga ada beberapa hal laki-laki cenderung untuk memaksakan tulang yang bengkok ini untuk lurus. Tulang rusuk tidak diciptakan untuk diluruskan, karena jika tulang itu lurus maka dia akan patah. Jadi tapi untuk apa ?. Dalam Hadist riwayat ioleh Imam Bukhari dan Muslim :

            “Peliharalah perempuan-perempuan itu sebaik-sebaiknya, karena kamu telah mengambilnya dengan amanat dari Allah, dan kamu halalkan kehormatan mereka dengan kalimat-kalimat Allah”

Dalam hadist diatas dapat dipahami bahwa itulah tujuannya. Karena mereka memiliki kelemahan maka halalkan dengan mengambil amanah dan ridho dari Allah Swt. Singkat kata, hakikat dari filosofi ini menekankan agar kaum laki-laki bisa memahami perempuan untuk tidak memaksakannya untuk lurus ataupun meninggalkan untuk tetap bengkok selamanya. Berbicara makna meninggalkan untuk tetap bengkok, itu menjadi suatu kesalahan besar yang dilakukan oleh laki-laki. Menjalin tanpa ikatan yang pasti, lalu memutuskan begitu saja bisa membuat lubang yang besar di hatinya. Pola itu yang sering terjadi, biasa disebut perubahan singkat yang terjadi hanya dalam waktu semalam. Sadar atau tidak mereka cenderung cepat berubah, bisa semakin baik atau sebaliknya. Itulah kenapa mereka tidak bisa ditinggal begitu saja, karena akan tetap dan semakin bengkok. Karena tentu secara biologis tulang rusuk berfungsi untuk melindungi organ dalam. Kehadiran perempuanlah yang melahirkan fungsi itu untuk tetap aktif terhadap laki-laki. Dia melindungi hati dan pikiran laki-laki. Mereka (laki-laki) yakin segala kebahagiaan untuk tetap bertahan di dunia ini ada pada perempuan. Wallahu ‘Alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun