Pernah mendengar nama  Gajah Borneo atau mungkin Gajah Kerdil Kalimantan?
Sepertinya tidak semua masyarakat Indonesia mengetahui, kalau di tengah-tengah kelebatan hutan hujan tropis Pulau Kalimantan, khususnya di sisi bagian utara atau lebih tepatnya di wilayah Sabah (Malaysia) dan sebagian Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Indonesia), diam-diam juga menjadi habitat gajah.Â
Borneo Pygmy Elephant (Elephas maximus borneensis) atau Gajah Kerdil Kalimantan, begitulah para pegiat perlindungan satwa dunia menyebut gajah-gajah endemik Pulau Kalimantan bagian utara yang secara morfologi memang mempunyai postur tubuh lebih kecil sekitar 25% dibanding subspesies Gajah Asia lainnya itu.Â
Ukuran tubuh yang lebih kecil ini diduga sebagai bagian dari seleksi alam untuk bertahan hidup di lingkungan dengan sumber daya yang relatif berbeda dan terbatas. Inilah alasan nama Borneo Pygmy Elephant ini akhirnya melekat pada mamalia yang mempunyai berat rata-rata 2.5-3,5 ton dan tinggi badan rerata hanya sekitar 2,5 meter ini. Tetap meraksasa sih kalau dibandingkan mamalia penghuni hutan Kalimantan lainnya. Betul?
Sayangnya, raksasa mungil dari hutan hujan tropis Kalimantan yang konon tidak terlalu agresif dan mempunyai ciri unik berupa telinga yang lebih besar dari proporsionalnya, gading yang lebih lurus, perut yang bundar dan juga ekor memanjang yang hampir menyentuh tanah ini populasinya sangat-sangat terancam punah.
Gajah Kerdil Kalimantan termasuk hewan sosial yang hidup dalam hierarki matriarki, dimana mereka akan hidup berkelompok beranggota sekitar 8 individu yang merupakan unit keluarga yang terdiri dari induk, anak, saudara perempuan, dan gajah jantan muda yang dikomandoi oleh gajah betina dewasa.Â
Sedangkan gajah jantan dewasa cenderung hidup menyendiri atau membentuk kawanan jantan sementara dan mengawasi keluarganya dari lokasi yang agak jauh. Tapi, di tempat-tempat tertentu, seperti di tepi sungai dan area makan terbuka lainnya, unit-unit keluarga gajah ini sering terlihat berkumpul dalam kelompok yang lebih besar. Â
Upaya pembentukan kelompok dan konsolidasi sesekali waktu ini sangat bermanfaat bagi keberlangsungan dan kesejahteraan mereka, karena membantu mereka bernavigasi dan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dan juga menjaga keragaman genetik yang sangat penting bagi evolusi dan kelangsungan hidup mereka selanjutnya.
Salah satu perilaku unik kawanan Gajah Borneo yang ternyata juga jago berenang ini adalah kesukaanya menjelajah hutan dipterocarpaceae, habitat alaminya di ketinggan 300 – 1.500 mdpl rimba Kalimantan hingga sejauh 40 kilometer (25 mil) per-hari dengan total daya jelajah mencapai 4.000 – 12.000 hektar.