Amang Ijun, orang yang kami kenal sebagai seorang paunjunan atau pemancing "profesional" itu menyerahkan se-bakul purun alias tas tradisional dari bahan rumput purun yang penuh berisi iwak haruan yang sudah disiangi (dibersihkan;bahasa Banjar) yang katanya pesanan Ma' haji, panggilan akrab mintuha bini alias mertua perempuan saya di kampung. Â
Beberapa hari berikutnya, tidak sengaja giliran saya betemu dengan seorang ibu-ibu yang mengaku bernama Acil Imah (tante Imah;bahasa Banjar) yang mengantar Iwak Papuyu Sebangau atau ikan Betok hasil memancing di kawasan Sebagau Kalimantan Tengah yang memang terkenal besar-besar ikannya yang katanya juga pesanan mintuha saya.
Iwak-iwak Papuyu yang dibawa Acil Imah juga sudah disiangi, jadi tinggal dibumbui dengan bumbu-bumbu tradisional khas Banjar sesuai kebutuhan sebelum dimasak. Begitu seterusnya! Sampai beberapa kali saya bertemu dengan beberapa orang berbeda yang ternyata juga mengantar ikan-ikan pesanan mertua saya.
Menariknya, saya baru ngeh terhadap adanya fakta unik yang sebelumnya tidak saya sadari, dibalik fakta "orang-orang berbeda yang setiap pagi mengantari ikan ke rumah". Menurut isteri saya, orang-orang berbeda ini juga mengantar jenis ikan yang berbeda juga! Tahu kenapa?
Alam dataran rendah Kota Banjarmasin yang di dominasi oleh perairan darat berupa rawa-rawa dan sungai, telah membentuk habitus Urang Banjar yang mendiaminya sejak berabad-abad silam. Persentuhan keduanya selama itu, akhirnya melahirkan budaya sungai yang salah satu tradisi uniknya adalah maiwak atau metode mencari ikan tradisional khas Banjar yang salah satu tekniknya kita kenal sebagai maunjun alias memancing.Â
Maunjun, persentuhan tradisi yang terbentuk olah uniknya spesifikasi alam khas Kota 1000 Sungai dengan hobi, hingga banyak Urang Banjar yang menjadikannya sebagai sumber penghasilan ini dalam dinamika sosial budaya kehidupan masyarakat Banjar juga terus berkembang.
Uniknya, ternyata paunjunan alias para pemancing "profesional" yang menjadikan berburu ikan dari alam dengan cara memancing sebagai profesi ini juga punya spsesialisasi atau keahlian memancing jenis ikan-ikan tertentu yang berbeda-beda. Itulah salah satu parameter saya menyebutnya sebagai profesional, selain fakta bahwa memancing ikan memang menjadi mata pencaharian mereka sehari-hari.Â
Amang Ijun misalnya, karena kepiawaiannya maunjun atau memancing khusus iwak haruan terutama dengan berbagai unjunan (alat memancing;bahasa Banjar) tradisional khas Banjar, menurut mintuha saya, sejak lama sidin alias beliau ini digelari orang sekampung sebagai  rajanya haruan.Â
Dari profesinya maunjun, khususnya iwak haruan, konon sidin tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari saja, tapi juga bisa menyekolahkan anak-anaknya. Tidak hanya wajib belajar 12 tahun saja, tapi 2 dari 3 anaknya juga kuliah. Masha Allah!