Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Di Jepang Saya Melihat Islam, Tapi Tidak Melihat Muslim!

13 April 2022   11:11 Diperbarui: 13 April 2022   11:19 4865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budaya Bersih, Rapi dan Indah di Jepang | goodfon.com

"Di Jepang Saya Melihat Islam, Tapi Tidak Melihat Muslim!"

Begitulah pernyataan Ustadz Rahman dalam sebuah majelis tausiah dan diskusi ba'da Subuh di salah satu sudut masjid di komplek perumahan kami di Kota 1000  Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Sudah pasti, pernyataan ustad muda yang baru saja menamatkan pendidikan doktoralnya di salah satu universitas terkemuka di negeri matahari terbit itu memantik rasa penasaran sekaligus berhasil mengumpulkan kesadaran kami semua, jamaah Subuh yang tadinya masih ada yang terkantuk-kantuk.

Baca Juga :  Meluruskan Kekeliruan Massal "Umat Muslim"

Bahkan menurut sang ustadz, ternyata fakta fenomenal terlihatnya cahaya Islam, tanpa adanya terlihat muslim (baca : umat Islam) tidak hanya ada di Jepang saja, tapi ada di banyak negara yang uniknya justeru bukan negara yang secara tradisional identik atau punya latar belakang Islam. 

Artinya bukan tidak mungkin di sebuah kawasan tertentu, bisa negara, propinsi, kabupaten, kecamatan sampai di kampung-kampung  yang jelas terlihat muslimnya, banyak lagi! Tapi Islamnya justeru tidak tampak! Nah lho ...

Shalat di Masjid Jami Banjarmasin | @kaekaha
Shalat di Masjid Jami Banjarmasin | @kaekaha

Islam Tanpa Muslim

Trigger pembuka tausiah dan diskusi pagi dari si ustad diatas, sepertinya terinspirasi dari ungkapan cendekiawan Mesir, Muhammad Abduh (1849-1905), 

"Dzahabtu ilaa bilaad al-ghorbi, roaitu al-lslam wa lam ara-al-muslimiin. Wa dzahabtu ilaa bilaad al-'arobi, roaitu al-muslimiin, wa lam aro al-lslam", yang maknanya adalah "Aku pergi ke negara Barat, aku melihat Islam namun tidak melihat orang muslim. Dan aku pergi ke negara Arab, aku melihat orang muslim namun tidak melihat Islam".

Ungkapan Muhammad Abduh diatas didasari pengalamannya selama tinggal di Prancis, negeri sekuler di belahan Eropa yang warganya sangat disiplin, ramah dan humble, juga lingkungannya tampak begitu rapi, bersih dan teratur, sangat berbeda dengan Mesir, tanah kelahirannya yang mayoritas penduduknya beragama slam. 

Baca Juga :  Inspirasi Berbagi dari Siklus Alami Tubuh Kita

Ternyata, ungkapan si ustad memang bukan isapan jempol semata! Seperti ingin membuktikan ungkapan Muhammad Abduh, Scheherazade. S Rehman dan Hossein Askari dari The George Washington University  pada 2010-2014  melakukan penelitian sosial dengan tema "How Islamic are Islamic Countries?" level negara.

Dan hasil penelitiannya benar-benar menunjukkan fakta unik  sekaligus mengejutkan. Dari total 208 negara yang diteliti, ternyata justru negara-negara yang tidak identik dengan Islam yang menempati posisi teratas sebagai negara yang Islami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun