"Sialkan tuan menginap di tempat saya, tapi tempatnya kecil". Kata si-tukang roti kepada Imam Ahmad.
 "Baiklah, terima kasih". Jawab Imam Ahmad sambil masuk ke rumah sederhana si-tukang roti.
Imam Ahmad yang duduk di dekat tukang roti yang tengah asyik membuat adonan roti ini, terus memperhatikan perilaku tidak biasa dari situkang roti.
Kalau Imam Ahmad tidak mengajak bicara, maka si-tukang roti ini akan diam dan terus membuat adonan roti, uniknya setiap selesai aktifitas satu dan memulai aktifitas berikutnya, si-tukang roti selalu melafalkan istighfar, astaghfirullah.Â
Baca Juga : Â Kisah Penjual Susu, Pewaris Kesalehan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Saat mencampurkan gula, mengucap astaghfirullah, meletakkan garam, mengucap  astaghfirullah, memecahkan telur, mengucap  astaghfirullah, begitu seterusnya. Si-tukang roti memang mendawamkan ucapan istighfar disetiap aktifitasnya.Â
Melihat apa yang dilaukan si-tukang roti, Imam Ahmad-pun tergerak untuk bertanya, "sudah berapa lama kamu mendawamkan Istighfar seperti itu?".Â
"sudah lama sekali, sejak saya menjual roti sekitar 30 tahun lalu". Jawab si-tukang roti.
"Manfaat apa yang kau dapatkan darai amalanmu itu?", Tanya Imam Ahmad lagi.
"Alhamdulillah, semua hajat yang saya minta dikabulkan Allah, kecuali satu yang masih belum dikabulkan ...". Jawab si-tukang roti lagi.
Mendengar jawaban si-tukang roti, Imam Ahmad semakin kagum sekaligus penasaran, hingga kemudian bertanya, "Apa itu, yang belum dikabulkan oleh Allah SWT?".Â