Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Nasida Ria dan Pesan "Perdamaian" yang Akan Terus Aktual dan Melegenda

5 Oktober 2020   21:33 Diperbarui: 16 Oktober 2020   00:33 2001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Album Nasyida Ria atau Nasida Ria Vol.5 yang Memuat Lagu Perdamaian dan Kota Santri | kasetlalu.com


Perdamaian, perdamaian

Banyak yang cinta damai
Tapi perang makin ramai

Wahai kau anak manusia
Ingin aman dan sentosa
Tapi kau buat senjata
Biaya berjuta-juta

Banyak gedung kau dirikan
Kemudian kau hancurkan
Bingung, bingung 'ku memikirnya

Rumah sakit kau dirikan
Orang sakit kau obatkan
Orang miskin kau kasihi,
Anak yatim kau santuni

Tapi peluru kau ledakan
Semua jadi berantakan
Bingung, bingung 'ku memikirnya

Perdamaian, perdamaian

Masa Kecil "Bersama" Nasyida Ria

Bagi anak-anak dan pemuda generasi 70 dan 80-an, tentu sangat familiar dengan lirik lagu bergenre pop qasidah berjudul perdamaian yang dipopulerkan oleh Nasyida Ria atau kelak dikenal juga sebagai Nasida Ria sejak awal dekade 80-an diatas. Ada yang masih bisa menyanyikannya?

"Lagu wajib" di bulan Ramadhan dan juga di berbagai kegiatan syiar keagamaan yang populer hingga awal dekade 90-an ini, liriknya banyak dihapal sampai diluar kepala oleh sebagian besar generasi jaman itu.

Baca Juga: Membedah 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa (1)

Begitu juga dengan kultur sebagian besar masyarakat muslim di kampung kami di bagian timur laut kaki Gunung Lawu yang begitu dekat dengan kultur "kaum sarungan" yang juga dikenal adaptif dengan seni musik sebagai media dakwah ini. 

Tidak hanya lagu perdamaian saja yang saat itu kami hapal diluar kepala lirik dan juga susunan nada-nada indahnya, tapi juga lagu Nasida Ria lainnya seperti kota santri dan juga jilbab putih yang sebelumnya lebih dulu dipopulerkan oleh "anak kandungnya" sendiri, kelompok musik qasidah modern Nida Ria.

Tidak heran jika kemudian, berkembang idiom yang begitu populer di kalangan masyarakat kami "Qasidah ya Nasida Ria", sebagai bentuk apresiasi terhadap karya-karya legendaris Nasida Ria yang saat itu memang fenomenal dan sepertinya seng ada lawan alias tanpa pesaing.


Jejak Sang Legenda!

Jika masyarakat Indonesia mempunyai God Bless sebagai legenda musik rock, begitu juga dengan Koes Plus dan Bang Haji Rhoma Irama dengan Soneta Grup-nya sebagai legend di genre musiknya masing-masing, maka melalui dua lagu qasidah legendaris yang sampai sekarang masih sering terdengar, terutama di bulan Ramadan, "Kota Santri" dan juga "perdamaian", akhirnya mengantarkan kelompok musik Nasida Ria sebagai legend untuk genre musik qasidah. Bagaimana menurut anda?

Nasida Ria didirikan oleh Mudrikah Zain dan HM Zain, seorang guru qiraah (seni membaca Alquran) pada 1975 di Kampung Kauman Mustaram, Semarang sebagai bagian dari dedikasi sekaligus obsesinya untuk berdakwah melalui musik, dengan personil awal murid-murid beliau yang belajar qiraah di rumah.

Baca Juga: Membedah 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa (2)

Setelah tiga tahun berdiri, pada tahun 1978, Nasida Ria meluncurkan album perdana yang diproduksi dan diedarkan oleh Ira Puspita Record, dengan materi lagu yang sebagian besar berbahasa Arab dan sengat kental dengan nuansa lagu-lagu gambus khas Timur Tengah atau masyarakat kita mengenalnya sebagai musik samrah dan setelahnya menyusul tiga album lain yang kurang lebih sama secara material. 

Live show Nasida Ria | Foto : Agung Harta Murti
Live show Nasida Ria | Foto : Agung Harta Murti

Nama Nasida Ria semakin dikenal khalayak setelah merilis album Vol.5 Perdamaian pada tahun 1982 yang memuat dua lagu legendaris yang kelak mengantarkan Nasida Ria ke puncak ketenaran, yaitu perdamaian karya (Alm) Drs. H. Abu Ali Haidar alias KH Ahmad Buchori Masruri (mantan Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah) dan kota santri karya Suhaemi.

Kepopuleran lagu perdamaian, kota santri, pengantin baru, tahun 2000, jilbab putih, anakku dan lain-lainnya merebut hati penikmat musik secara nasional membawa konsekuensi pada padatnya jadwal "konser" mereka, baik di media televisi daerah maupun nasional. Juga permintaan "live show" di hampir seluruh kota besar di Indonesia, bahkan juga luar negeri seperti Malaysia, Hongkong hingga Jerman. 

Baca Juga: Saat Ampar-ampar Pisang dan Paris Barantai Menghentak Opening Ceremony Asian Games 2018

Tidak hanya itu, dua dekade berikutnya atau tepatnya di millenium baru, berkat dari kembali populernya lagu-lagu religi, dua lagu legendaris tersebut kembali dirilis oleh penyanyi dan juga grup band ternama di jamannya dengan warna musik populer kekinian. Sebut saja duet maut Anang-Kris Dayanti (2004) dan Anang-Syahrini (2010) yang mendaur ulang lagu Kota Santri dan juga band GIGI yang mempopulerkan lagi lagu perdamaian melalui album religi berjudul raihlah kemenangan repackage (2005).

Keunikan yang menjadi daya tarik dari Nasida Ria adalah pemilihan notasi lagu-lagu dakwahnya yang enak didengar dengan lirik-lirik yang lugas, universal dan membumi dalam memotret fenomena sosial. Plus, konsep musik qasidah modern yang lebih ngepop dan fresh, di mana instrumen musik modern diatonis ala Barat "dikawinkan" dengan musik tradisional pentatonis asli Nusantara untuk memainkan nada-nada berbau Timur Tengah secara harmonis, "konsep band" yang diadopsi oleh kelompok musik yang semua personelnya perempuan ini juga menjadi pembeda.

Menariknya, dalam setiap live show-nya, Nasida Ria tidak hanya monoton menampilkan koor merdu yang menampilkan skill bernyanyinya saja, layaknya paduan suara.

Di sisi lain masing-masing personel pemegang instrument musik tidak segan-segan mempertontonkan skill individunya dalam memainkan solo instrument yang dipegangnya, seperti yang dilakukan saat manggung di beberapa kota di Jerman seperti Berlin, Reclinghausen, Mulheim dan Dusseldorf dalam rangka acara Festival Heimatklange '96, ''Sinbad Travels" atas undangan Cultural Departement of The Senat of Berlin and Tempodrom, SFB, ORB, dan European Forum of Worldwide Music Festival tahun 1996 silam. Keren ya!?

Baca Juga : "Bagai Kacang Ingat Kulitnya", Inilah Cara Band Radja Melestarikan Lagu-lagu Banjar

Untuk fenomena ini, sepertinya menjadi sebuah keniscayaan bagi satu-satunya kelompok musik di dunia yang secara kontinyu melakukan proses kaderisasi ini, bagaimana tidak!? 

Sebagaimana layaknya kumpulan musisi profesional, kelompok Nasida Ria dibesarkan dari panggung ke panggung mulai kelas hajatan pernikahan dan khitanan dari kampung ke kampung, pengajian, sampai berbagai festival musik semacam Synchronize Fest.

Di kancah internasional nama Nasida Ria juga pernah ditorehkan. Festival musik Islam internasional seperti Die Garten des Islam di Berlin, Jerman (1994) dan Festival Heimatklange (1996), misalnya, menjadi catatan tersendiri atas perjalanan panggung mereka.

Menjadi personil dari grup musik satu ini memang wajib mempunyai modal skill mumpuni agar tetap bisa eksis melewati seleksi alam, eh... seleksi panggung maksudnya!

Ketenaran Nasida Ria sebenarnya agak sedikit disayangkan. Selepas era 90-an sampai sekarang aktivitas panggung Nasida Ria jarang yang terekspos media, termasuk proses regenerasi personel yang juga terus berlangsung dan sekarang sudah memasuki generasi ke-3 . Begitu juga aktivitas kreatif mereka dalam berkarya dalam bentuk album rekaman yang terus ditelurkan.

Ezzura | detik.net.id
Ezzura | detik.net.id

"Kebaikan Tanpa Sekat" Album Terbaru di Tahun 2020

Bertepatan dengan pencapaian usia ke- 45 tahun berkarya dan berkiprah di blantika musik Indonesia tahun 2020 ini, pada medio bulan Sepetember kemarin Nasida Ria merilis album studio yang ke-36 dalam perjalanan panjang karir mereka, dengan judul Kebaikan Tanpa Sekat yang konon sangat terinspirasi dari sosok Gus Dur, bapak bangsa yang juga presiden Indonesia ke-4. 

Dalam album yang masih mengusung konsep dan juga visi dakwah yang menjadi pattern musik Nasida Ria selama ini, kelompok musik yang telah mengemas lebih dari 400 judul lagu dalam semua album dan juga penampilan panggungnya tersebut, mengajak semua penikmat musiknya untuk berbuat baik kepada siapapun tanpa memandang latar belakang suku, ras dan agama.

Bedanya, mungkin yang paling mudah dikenali adalah dari harmoni aransemen musiknya yang lebih kekinian dan juga platform media digital seperti Youtube, Joox, Spotify dan sejenisnya melalui label Nasida Ria Entertainment, termasuk kreatifitas produksi album dalam bentuk set boks eksklusif yang resmi dijual sejak tanggal 1 Oktober 2020 yang lalu. 

Formasi Nasida Ria Terbaru | ayosemarang.com
Formasi Nasida Ria Terbaru | ayosemarang.com

Berbagai aktivitas kreatif yang serba "kekinian" di album terbaru Nasida Ria ini, tentunya sebagai upaya kreatif untuk merangkul generasi milenial agar "kembali" mau mendengarkan dan syukur-syukur bisa mengambil manfaat dari pesan-pesan dakwah universal Nasida Ria lewat musik dan yang paling aktual adalah kemunculan kelompok musik Ezzura yang diakui manajemen Nasida Ria Entertainment sebagai anak grup atau regenerasi dari Nasida Ria dalam album ini. 

Baca Juga: Kecil Disuka, Muda Terkenal, Tua Kaya-Raya, Mati Masuk Surga!

Ezzura yang tampil dengan personil yang masih fresh, membawakan lagu berjudul sosmed, Ujian dan Wanita Tiang Negara, sedangkan sang senior membawakan lagu baru berjudul kebaikan tanpa sekat, racun rumah tangga, budi pekerti dan jangan tinggal sholat.

Akankan album Kebaikan Tanpa Sekat yang menandai pencapaian eksistensi 45 tahun berkarya Nasida Ria ini akan menjadi jembatan eksistensi proses kreatif mereka dalam berkarya dan berdakwah melalui musik dimasa mendatang? Biarlah waktu yang akan menjawabnya...

Semoga bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun