Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membanding Tanzanite dan Intan Tri Sakti, Sama-sama Supermahal tapi Beda Misteriusnya!

8 Juli 2020   22:13 Diperbarui: 11 Juli 2020   06:27 4201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua batu permata tanzanite besar ditemukan oleh Saniniu Laizer | REUTERS 

Kehebohan penemuan intan Tri Sakti juga pernah direkonstruksi dalam sebuah film berjudul “Jakarta Project” pada tahun 2001, karya sutradara Indra Yudhistira Ramadhan dan dibintangi Claudia Harahap, Matthew Holmes dll, dengan durasi 108 menit.

pada tanggal 30 Agustus-nya intan Tri Sakti itu dibawa ke Jakarta untuk dipersembahkan kepada Presiden Soekarno (ada juga versi yang menyatakan "disita" oleh pemerintah. Entah mana yang benar!?). Pada tanggal 2 September 1965 Bung Karno menerima batu mulia tersebut dan langsung memberinya nama “Tri Sakti”.

Keputusan para penambang mempersembahkan intan yang begitu berharga kepada Presiden Soekarno sebagai representatsi pemerintahan saat itu, menurut saya juga “misteri” yang tidak terjawab sampai saat ini!? Ide atau inisiatf siapa? Apalagi jika melihat fakta kondisi ekonomi para penambang yang sampi saat ini tetap didera kemiskinan!

Satu dari Dua Dokumentasi Intan Tri Sakti yang Diduga Difoto oleh Fotografer Cor Mulder di Belanda | kompasiana.com
Satu dari Dua Dokumentasi Intan Tri Sakti yang Diduga Difoto oleh Fotografer Cor Mulder di Belanda | kompasiana.com

Sebagai tali asih (ada versi lain yang menyebutnya sebagai "uang panjar" atau uang muka), untuk 43 penambang (versi lain 25 penambang) yang dipimpin H Madsalam (versi lain menyebut Matasan) yang menemukan intan Trisakti tersebut.

Masih menurut Tajuddin Noor Ganie, penulis buku “Tragedi Intan Trisakti”, pemerintah saat itu memberikan uang senilai 3,5 miliar rupiah (ada versi lain yang menyebutkan, negera akan menanggung hidup semua pendulang penemu Intan Trisakti hingga tujuh turunan).

Tapi, karena pada bulan Desember 1965 pemerintah Indonesia memberlakukan sanering (pemotongan nilai uang dari Rp 1.000 menjadi Rp 1), maka nilai uang yang diterima para penambang hanya senilai 3,5 juta rupiah.

Itupun konon dalam empat kali cicilan dan sebagian lagi berwujud biaya naik haji untuk para penambang dan keluarganya, para pejabat daerah, provinsi dan pusat yang terlibat dalam penemuan dan pengurusan intan tersebut yang totalnya ada 86 orang.

Rinciannya, 960 ribu rupiah disetorkan ke bank untuk membayar ongkos naik haji untuk 86 orang dan sisanya 2.540. 000 dibagi rata sesuai dengan porsinya masing-masing. Menurut pengakuan penambang, sisa dari pembayaran akan dibayarkan setelah berlian dinilai oleh para ahli dalam dan luar negeri. “Janji” itu menurut para penambang tertuang dalam janji tertulis pemerintah Indonesia melalui nota dinas Departemen Pertambangan tahun 1965 silam.

Kenyataanya, sampai detik ini keberadaan Intan Tri Sakti berikut “janji” pemerintah saat itu kepada para penambang tetap menjadi misteri. Karena itulah, pada era pemerintahan Presiden Soeharto dan terakhir pada tahun 2017 yang lalu, para penambang pernah mengajukan gugatan kepada pemerintah dengan maksud agar segera melunasi “janji” yang belum terlunasi. 

Sayang sampai sekarang setelah bersidang beberapa kali, masih saja belum ada kabar penyelesaiannya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun