Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mudik 2020: Silaturahmi, Salaman, dan Sungkem Semuanya Online!

16 Mei 2020   16:11 Diperbarui: 16 Mei 2020   16:11 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungkeman offline | didikarwinsyah.com

Beragam anomali akibat Pandemi Covid-19 , menjadikan Ramadan 2020 atau Ramadhan 1441 H kali ini memang sangat luar biasa!

Pandemi Covid-19 dan Anomali Ramadan

Bulan Ramadhan ke-20 di milenium baru kali ini menjadi yang paling spesial bagi seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia, setelah Sang Khalik menyempurnakan paket ujiannya dengan menmbahkan "unexpected challenge" melalui pasukan super kecil ciptaan-Nya yang sekarang dikenal dunia sebagai Covid-19 ke seluruh penjuru dunia.

Pandemi Covid-19 berdampak sangat luas terhadap semua lini kehidupan, tidak hanya ketahanan stabilitas perekonomian dunia yang menurut pengamat bisa terseret ke jurang resesi bila pandemi covid-19 tidak segera berakhir, tapi juga berimbas ke ranah sosial, politik, pendidikan, budaya, bahkan ranah relijius masyarakat. Ini yang luar biasa!

Masjid, mushalla, langgar dan surau hampir semuanya ditutup justeru ketika umat disunnahkan untuk memakmurkannya! Efeknya, semua ritual ibadah yang sunnahnya dilakukan secara komunal di tempat-tempat tersebut diatas, menjadi ibadah personal di rumah masing-masing. Apalagi aktivitas berlevel "tradisi dan budaya" seperti seperti buka puasa bersama dan juga termasuk ritual mudik tahunan ke kampung halaman!

Khusus untuk ritual mudik tahunan ke kampung halaman edisi lebaran tahun 2020, ini juga tidak kalah spesialnya!

Silaturahmi offline | cipasera.com
Silaturahmi offline | cipasera.com

Mudik Lebaran 2020 : Semuanya Online!

Secara resmi, pemerintah telah melarang masyarakat untuk mudik ke kampung halaman seperti tradisi pada lebaran sebelum-sebelumnya, karena dikhawatirkan akan menambah daftar panjang penyebaran covid-19 yang justeru akan menyeret seluruh bangsa ini kedalam pusaran krisis multidimensi berkepanjangan yang menurut banyak pengamat tengah mengintai seluruh masyarakat dunia, termasuk kita!

Di titik inilah, dengan mudah kita bisa melihat kesempurnaan Sang Khalik mengatur semuanya!

Mungkin salah satu hikmah dari pesatnya lompatan teknologi, khususnya teknologi informasi dalam beberapa dekade terakhir, sekarang memang ada di hadapan kita semua. Mudik Online!

Memang, sebelum muncul istilah mudik online, kebijakan kedaruratan masa pandemi covid-19 lebih dulu memunculkan istilah setara seperti belajar online (sekolah dari rumah), kerja online (work from home) dan berbagai aktifitas online-online lainnya yang bebasis pada jaringan internet.  

Hanya saja, istilah mudik online sepertinya akan lebih fenomenal bila dibanding dengan istilah online-online lainnya, selain karena subyek pelakunya bersifat masal komunal dan terjadi di waktu yang hampir bersamaan, seperti kita pahami bersama aktifitas mudik saat lebaran itu mencakup banyak aktifitas fisik, seperti silaturahmi, bersalam-salaman, sungkem-sungkeman, belum lagi nyekar ke makam leluhur, juga memberi sangu kepada anak-anak kemenakan dan lain-lainnya. Lha ...kalau di online-kan terus bagaimana caranya?

Duta besar Todung Mulya Lubis bersilturahmi online dengan WNI di Norwegia | kemlu.go.id
Duta besar Todung Mulya Lubis bersilturahmi online dengan WNI di Norwegia | kemlu.go.id

Ini caranya!

Istilah mudik online yang mungkin hanya ada di lebaran tahun 2020 ini, secara teknis pada dasarnya merujuk pada aktivitas video call atau berkomunikasi melalui platform panggilan video berbasis internet dengan menggunakan aplikasi-aplikasi khusus seperti WhatsApp, Zoom, Skype, Line, Google Duo, Google Meet, Hangouts dll yang bisa disematkan ke perangkat smartphone, laptop atau juga di komputer.    

Sebagai bentuk pemanfaatan teknologi, aktifitas  mudik online yang berarti kita pulang ke kampung halaman secara maya melalui perangkat telekomunikasi tanpa disertai wadaq atau jasad badan kita, tentu juga sangat berbeda dengan aktifitas mudik konvensional pada umumnya dan keduanya pasti membawa kosekuensi berupa kelebihan dan kekurangan masing-masing. 

Jelasnya, dengan mudik online kita tidak benar-benar mudik ke kampung halaman, kita tetap di rumah kita sendiri, di kamar atau mungkin di taman atau bahkan di kafe, tapi kita bisa berkomunikasi dan bersilaturahmi secara daring atau online melalui fasilitas video call, baik yang private maupun secara rame-rame dengan semua elemen keluarga di kampung halaman, layaknya ketika kita mudik penuh kesan pada lebaran-lebaran tahun sebelumnya. 

Kita bisa ngobrol dengan semuanya, memberi kode bersalam-salaman, bermaaf-maafan, bahkan bagi yang terbiasa keliling kampung dan juga nyekar ke makam-makam leluhur tetap bisa dilakukan secara online, begitu juga bagi yang biasa memberi sangu lebaran kepada anak-anak kemenakan nun jauh di penjuru nusantara, semua bisa dilakukan dalam rangkaian mudik online. 

Ini beberapa persiapan untuk mendapatkan pengalaman mudik online terbaik!

1. Perangkat dan Perlengkapannya

Perangkat disini, maksudnya adalah laptop atau smartphone yang akan dipakai untuk melakukan video call, baik perangkat kita sendiri maupun perangkat milik keluarga di kampung halaman, termasuk didalamnya pilihan aplikasi video call conference yang akan dipakai seperti WhatsApp, Zoom, Skype, Line, Google Duo, Google Meet, Hangouts dll berikut detail cara pengoperasiannya. 

Kalau perlu dan memungkinkan, lebih sempurna lagi jika ada perangkat sekaligus operator khusus yang bisa mengabadikan prosesi mudik online ini, sehingga kelak dokumentasi itu bisa menjadi kenang-kenangan berharga untuk cerita kepada anak cucu, sekaligus penanda jaman ketika pandemi covid-19 memaksa kita untuk merubah cara mudik ke kampung halaman!

Selain itu, satu lagi yang tidak boleh terlewatkan adalah pilihan provider terbaik (kadang-kadang daerah tertentu lebih bagus pakai produk provider tertentu juga) berikut pulsa dan juga kuota internet-nya sebagai elemen perlengkapan terpenting untuk agenda mudik online kita, pastikan kebutuhannya tercukupi.

2. Bangun Suasana Terhangat/Terbaik

Membangun suasana yang hangat ini menjadi sangat dibutuhkan sebagai bentuk penghormatan kita kepada para tetuha (semua yang dituakan) di kampung halaman, terutama orang tua. Wajib bagi kita memberikan yang terbaik untuk para tetuha, terlebih orang tua.  

Untuk  kesiapan kedua belah pihak membangun suasana terhangat, ada baiknya komunikasi intensif terus dijaga, terlebih  sebelum agenda mudik online berlangsung, selain agar sama-sama siap memberikan penawar kerinduan terbaik, adanya pembicaraan diawal termasuk kesepakatan pemilihan waktu (hari, tanggal dan jamnya) tentu bisa menjadi media silaturahmi untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan masing-masing dalam  genda mudik online tersebut.

Misalkan, kita tetap ingin ikut keliling kampung atau ikut nyekar ke makam para leluhur dalam mudik online, artinya pihak keluarga di kampung halaman juga memerlukan beberapa perangkat pendukung agar semua aktivitas mudik online semuanya tercover, mungkin tripod biar yang memegang smartphone tidak merasa pegal-pegal, mungkin juga power bank tambahan agar smartphone bisa tetap hidup meskipun online dalam jangka waktu yang lama dan lain-lainnya.

Sedangkan kita sendiri, sepertinya juga perlu mempersiapkan penampilan (fisik dan psikhis),  tempat, juga peralatan pembantu seperti ballpoint, kertas, gadget pendamping, mungkin makanan kecil plus minuman. Ada lagi?

3. Media Berbagi

Masyarakat Indonesia tentu masih belum lupa dengan video viral Mbah Minto, seorang nenek asal Klaten, Jawa Tengah yang melarang anaknya mudik sekaligus mempopulerkan kalimat berbahasa Jawa yang kini juga viral di berbagai platform media sosial, "Rasah muleh le, penting duwite mulih!"

Kalimat yang secara umum bisa dimaknai sebagai "nggak usah pulang nak, yang penting uangnya pulang!" ini tentu sangat relevan dengan agenda mudik online di akhir ramadan ini!

Maksudnya, meskipun pandemi covid-19 memaksa kita harus efektif dan efisien, termasuk memaksa tidak bisa pulang kampung, ada baiknya kita tetap mempersiapkan agenda berbagi saat mudik online, terutama kepada orang tua. Syukur-syukur, jika ada anggaran untuk anak yatim dan orang tidak mampu di kampung plus anak-anak kemenakan. Nilainya tidak perlu besar, asal ikhlas dan pantas.

Meskipun tidak ada yang meminta, tentu "nilai" mudik online kita akan lebih sempurna di hadapan Sang Khalik juga orang-orang terkasih, jika kita juga memasukkan  aktifitas  berbagi ini dalam agenda mudik online. Apalagi teknologi daring saat ini, sangat mendukung aktivitas berbagai ini. Ikuti saja saran Mbah Minto! Wallahu A’lamu bis Shawab. 

Semoga berkah dan bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun