Memang, munculnya ide unik untuk desain medali Asian Para Games 2018 yang akan diperebutkan oleh 2.762 atlet dalam 512 nomor pertandingan dari total 18 cabang olahraga ini tidak murni dari Indonesia sendiri, tapi dari Tarek Souei, CEO Asian Paralympic Committee (APC) yang terinspirasi dari medali yang diperebutkan di ajang  Paralimpiade Rio 2016.
Kebetulan atlet powerlifting Indonesia, asal Bali Ni Nengah Widiasih, meraih medali perunggu pada ajang Paralimpiade Rio 2016, sehingga medali tersebut dipinjam oleh INAPGOC untuk dijadikan sample.
Sayangnya, medali-medali cantik dan unik yang membutuhkan waktu produksi selama 4 bulan ini tidak di produksi di Indonesia, tapi harus dipesan di Guangzhou, China. Kenapa ya?
Si Momo adalah maskot resmi Asian Para Games 2018 yang terinspirasi dari kegesitan si burung gagah berani yang juga jagoan menyelam di laut kebanggaan masyarakat ibu kota Jakarta, Elang Bondol alias bald eagle (haliastur indus) burung endemis dari Pulau Seribu, Jakarta yang terancam punah dari habitatnya dan dilindungi oleh pemerintah melalui UU No.5 tahun 1990 dan diatur dalam PP No.7 tahun 1999.
Burung bermata tajam yang bisa dikenali dari ciri khusus berupa warna putih terang dari kepala ke dada (seakan-akan terlihat seperti botak alias gundul, sehingga di namai bondol) sementara bagian lain tubuhnya berwarna coklat gelap ini sebelum diadaptasi menjadi maskot event Asian Para Games 2018 dengan memakai sabuk atau ikat pinggang laki-laki khas Betawi, lebih dulu dikenal sebagai maskot dari  Propinsi DKI Jakarta (1989) dan kemudian juga diabadikan menjadi logo armada Trans Jakarta dengan gambar lengkap berupa burung elang bondol yang menggenggam tiga buah salak (condet).
Nantinya, semua peraih medali juga akan mendapatkan boneka maskot Asian Para Games 2018, si Momo yang telah didesain dengan sangat cantik, unik dan menarik dimana masing-masing boneka berisi flash disk dan power bank untuk baterai ponsel. Bagaimana keren kan?