Mohon tunggu...
Kacung Kampret
Kacung Kampret Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Terus menerus mencari kebenaran dan berusaha untuk tetap obyektif. Saya ter-verifikasi. Nama dan identitas ada pada Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Darsem: Diberikan Kehidupan Baru di Arab Saudi, TKW yang Kaya Mendadak ini Telah Berubah Menjadi Serakah dan Dibenci Banyak Orang

7 September 2011   17:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:09 3555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ASSOCIATED PRESS,  6 September 2011

TRUNGTUM: Salah seorang TKW (Ruyati) telah di eksekusi di Arab Saudi. Untuk TKW yang kedua yang tengah menunggu giliran eksekusi hukuman mati, masyarakat di Indonesia berbondong-bondong berkampanye untuk membebaskannya dan mengumpulkan uang puluhan ribu dolar. Saat ini, dia tidak hanya mendapatkan kehidupan barunya, dia sekarang kaya raya, dan dibenci.

Darsem binti Dawud Tawar, 22 tahun, telah meraih ketenaran di awal tahun ini di Indonesia setelah menghabiskan lebih dari tiga tahun mendekam di sebuah penjara di Arab Saudi  setelah divonis membunuh seorang pria yang diduga mencoba memerkosanya. Akan tetapi,ketika ia kembali ke desanya, sebuah desa nelayan yang kecil, gelombang opini publik telah berbalik melawan dirinya.

Dia dituduh hidup berfoya-foya, membangun rumah mewah yang terletak di pinggir jalan desa yang berdebu, menghamburkan uangnya dan menghiasi dirinya dengan perhiasan dan emas permata.

"Dia seperti seorang selebriti "bling-bling" sekarang," kata Siti Patonah, pedagang keliling berusia 32 tahun. "Memang benar," kata yang lain "Seperti kacang yang lupa pada kulitnya."

Eksekusi hukuman mati pada bulan Juni 2011 atas Ruyati binti Satubi, berusia 53 tahun, telah memicu protes massal di Indonesia.

Selanjutnya, perkembangan kasus Darsem telah mencuri perhatian masyarakat dan memicu perdebatan sengit di negara muslim terbesar di dunia tersebut pada apakah ia harus menyumbangkan sebagian rejeki yang diperolehnya tersebut kepada mereka yang lebih membutuhkan. Beberapa anggota DPR mengkhawatirkan bahwa akibat gaya hidup Darsem, masyarakat Indonesia di masa yang akan datang mungkin tidak akan dengan mudah memberikan sumbangannya secara ikhlas bagi "Darsem-Darsem" lainnya, bahkan jika  hidup seseorang menjadi pertaruhannya.

Kehidupan sehari - harinya dijalani dengan santai oleh Darsem. Dia putus sekolah sebelum menyelesaikan kelas 6 SD dan pindah ke ibukota, Jakarta, sehingga ia bisa membantu ekonomi keluarganya.

Saat berusia 15 tahun, dia menikah dan hamil. Beberapa bulan kemudian dia pergi ke Timur Tengah - pertama ke Oman, kemudian Uni Arab Emirat dan akhirnya ke Arab Saudi - sebagaimana yang dilakukan oleh banyak wanita muda Indonesia lainnya.

"Suami saya tidak punya pekerjaan, ayah saya sudah tua, saya pikir itu adalah kesempatan terbaik bagi kami," kata Darsem di ruang tamu rumah orang tuanya yang terdiri dari dua kamar rumah tidur,  dengan cat tembok berwarna biru laut yang mengelupas di sana sini.

Dia menolak untuk membicarakan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, sambil mengatakan bahwa ia ingin melupakan apa yang pernah terjadi sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun