Dalam setiap proses pembelajaran, guru ibarat nakhoda yang memimpin kapal menuju pelabuhan ilmu. Namun, sebelum berlayar, sang nakhoda tentu harus mengetahui dari mana perjalanan dimulai. Begitu pula dalam dunia pendidikan, sebelum pembelajaran dimulai guru perlu mengenali sejauh mana kemampuan siswa. Di sinilah Tes Kemampuan Awal (TKA) memegang peranan penting.
Menurut Susanto (2016) dalam Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, tes kemampuan awal merupakan salah satu bentuk penilaian diagnostik yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan belajar peserta didik terhadap materi baru. Melalui TKA, guru dapat mengetahui sejauh mana siswa telah memiliki prasyarat pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memahami materi selanjutnya. Â TKA bukan sekadar tes biasa. Ia merupakan langkah pertama untuk memahami potensi, kesiapan, dan kesulitan siswa dalam menghadapi materi yang akan diajarkan. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, TKA membantu guru melihat kemampuan literasi siswa dari membaca, menulis, berbicara, hingga menyimak. Melalui TKA, guru dapat mengetahui siapa yang sudah mahir memahami ide pokok teks, siapa yang masih kesulitan menulis kalimat efektif, dan siapa yang perlu bimbingan tambahan dalam menyusun pendapat.
Sebagai contoh, sebelum memulai materi teks debat, guru dapat memberikan TKA sederhana berupa tugas menulis pendapat tentang topik aktual, misalnya: "Apakah media sosial lebih banyak membawa dampak positif atau negatif bagi remaja?" Dari hasil ini, guru bisa melihat cara siswa berargumen, menggunakan kata hubung logis, dan menyusun kalimat dengan struktur yang tepat. Informasi tersebut kemudian menjadi dasar bagi guru untuk menyusun strategi pembelajaran yang sesuai. Apakah perlu lebih banyak latihan berbicara, menulis argumen, atau memahami struktur teks.
Selain bermanfaat bagi guru, TKA juga memberikan makna bagi siswa. Melalui tes ini, siswa dapat mengetahui kemampuan dirinya sendiri, memahami area yang perlu diperbaiki, dan menyiapkan diri untuk berkembang. TKA membantu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada siswa karena setiap peserta didik mendapat kesempatan belajar sesuai kebutuhannya.
Dengan demikian, Tes Kemampuan Awal bukan sekadar kegiatan rutin di awal semester, melainkan fondasi penting dalam mewujudkan pembelajaran Bahasa Indonesia yang bermakna dan berkeadilan. Â Melalui TKA, guru tidak lagi menebak-nebak kemampuan siswanya, tetapi benar-benar memetakan potensi mereka. TKA menjadi langkah kecil namun bermakna untuk memastikan setiap siswa berangkat dari titik yang tepat menuju tujuan pembelajaran yang sama---yaitu menjadi penutur bahasa yang cerdas, kritis, dan berkarakter.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI