Mohon tunggu...
Lely Tri Yuswanto
Lely Tri Yuswanto Mohon Tunggu... Design Teacher/Guru Pengerak 8/SMA Negeri 1 Pujer

Semangat dan semangat dalam menghadapi segala hal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Ubi Ungu dan Singkong Menjadi Produk Lokal Bernilai Tinggi

23 September 2025   18:54 Diperbarui: 23 September 2025   18:54 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah derasnya arus modernisasi dan produk makanan instan, ada sekelompok anak muda desa yang memilih jalan berbeda. Mereka melihat potensi besar pada bahan pangan sederhana yang sering dianggap biasa ubi ungu  dan  singkong. Dua jenis umbi ini tumbuh subur di tanah pedesaan, murah, dan mudah didapat, tetapi sering kali hanya dikonsumsi seadanya atau bahkan kurang dihargai. Berawal dari keresahan itu, lahirlah ide untuk mengolah ubi ungu dan singkong menjadi produk lokal dengan cita rasa modern dan kemasan menarik. Tujuannya sederhana: mengangkat martabat hasil bumi desa, sekaligus membuka peluang usaha yang memberdayakan masyarakat sekitar.

Inovasi Produk dari Tradisional ke Kekinian

1. Keripik Ubi Ungu & Singkong
Dengan teknik penggorengan rendah minyak dan balutan bumbu aneka rasa (balado, barbeque, keju), keripik ini bukan sekadar camilan, tetapi menjadi oleh-oleh khas yang diburu wisatawan.

2. Brownies Ubi Ungu
Inovasi kue berbasis ubi ungu yang lembut dan legit ini mampu bersaing dengan brownies modern. Warna ungu alaminya menarik perhatian dan kaya antioksidan.

3. Tape Singkong Fermentasi Sehat
Produk tape yang dikemas higienis dengan label modern berhasil mengubah citra tape dari makanan desa  menjadi  produk premium lokal

4.  Minuman Instan Ubi Ungu
Bubuk minuman yang praktis diseduh, dikemas dalam sachet, dan kaya nutrisi. Produk ini diminati kalangan muda karena praktis dan menyehatkan.

Kisah Inspiratif di Baliknya

Awalnya, usaha ini dimulai dengan modal kecil dari tabungan kelompok pemuda desa. Mereka mencoba membuat brownies ubi ungu di dapur rumah, lalu menitipkan hasilnya ke warung kopi dan toko oleh-oleh lokal. Tidak disangka, respons konsumen sangat positif.
Pesanan pun mulai berdatangan, bahkan dari luar kota. Melihat peluang itu, mereka memberdayakan ibu-ibu rumah tangga sekitar sebagai tenaga produksi, sekaligus melibatkan petani lokal untuk memasok bahan baku. Dengan cara ini, manfaat usaha dirasakan banyak pihak:

1. Petani mendapat harga jual lebih baik.
2. Ibu rumah tangga memperoleh penghasilan tambahan.
3. Pemuda desa belajar kewirausahaan dan manajemen usaha.

Salah satu penggerak usaha bercerita, "Kami ingin menunjukkan bahwa singkong dan ubi ungu bukan makanan kelas bawah, tetapi bisa menjadi produk unggulan jika diolah dengan kreativitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun