Mohon tunggu...
Kacong Tarbuka
Kacong Tarbuka Mohon Tunggu... Media -

Hidup di tengah masyarakat agamis-kontekstualis membuat saya harus banyak belajar pada realitas. Terlalu banyak orang yang gampang mengkafirkan sesama, dan jarang orang yang bisa mengakui kesalahan, khususnya dalam perjalanan beragama. Mencari ketenangan dengan menulis, berkarya, serta mengangkat ketimpangan sosial menjadi bermartabat. Salam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indomart, Yuk Perbaiki Layanan (Soal-Harga)

7 September 2018   13:25 Diperbarui: 7 September 2018   13:30 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surabaya, 07 September 2018

INDOMART merupakan bisnis retail raksasa saat ini. Meski harga sedikit mahal daripada kelontong, minimarket tersebut masih menjadi primadona dikalangan masyarakat 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
(termasuk saya). Indomart tak hanya menyajikan barang pabrik, saat ini juga menyediakan barang lokal (home industry). Tapi sayang, keberhasilannya dalam meraup keuntungan yang signifikan tidak dibarengi dengan service yang baik, khususnya dalam masalah HARGA.

Harga menjadi permainan para staf keparat. Misalnya dari barcode, harga Rp 12.000 secara tiba-tiba menjadi Rp 13.000 entah dengan tipu apa (misterius). Bagi mereka yang selektif, akan memberikan respon positif, tapi bagi mereka yang apatis, tentunya menjadi keuntungan empuk bagi para penghuni toko. 

Jika dia  mark-up 1000 per item, dan sudah mencapai 5000 trx, sudah berapa keuntungan yang didapat (penghasilan diluar perusahaan). Alasannya semua sama, serentak. Misalnya, "Maaf pak, kami lupa mengganti, - maaf pak, ini harga terbaru dibarcode harga lama (naik tiba-tiba),  - baik pak, bapak mau ambil harga yang mana?, atau gobloknya kadang mereka menjawab, ini kesalahan saya pak, memang belum saya ganti. Sial.

Oke, ceritanya begini ..,

Ini bukan pertama kali saya belanja disini, tapi sudah berkali-kali, dan anehnya mengalami kenaikan harga secara misterius.


Jumat, 07 September 2018 tepat jam 07.00 Wib, saya sampai di Indomart Rajawali, Surabaya untuk membeli Pomade, yang kebetulan pomade saya lagi habis. 5 menit kemudian, saya mengambil barang sesuai kebutuhan saya (pomade), harga di barcode Rp 28.900,-  saya pun, menuju kasir untuk membayar. Tibanya di kasir, secara misterius harga tersebut berubah menjadi Rp 32.500 ,- . Aneh bukan ?.

" Mbak, kok harganya selisih ya?,"  kata saya.

" Sebentar mas ya, kami cek !, " tambahnya

" Oke !," timpal saya

5 menit kemudian ...

" Oh iya mas, harganya 32.500, tapi barcode belum diganti ," katanya.

" Oh, saya mau ambil harga yang di barcode ," jawabku

" Engga bisa ," katanya.

" Kenapa engga bisa ? ," balasku

" Baik mas, masnya saya kasi harga sesuai barcode ! ," katanya

" Oke. Mbak, saya boleh Tanya ?, sudah berapa customer yang di tipu ? atau misalkan dia enggak slektif, apa mbaknya aka memberikan informasi ? engga kan ? ," balasku

......." ! " terdiam senyap.

Kita enggak mempermasalahkan mark-up harga yang hanya Rp " 2000 ", kalau naik secara nasional engga masalah. Toh kita membeli, dan barang yang kita belipun sesuai dengan keinginan. Kan pada prinsipnya, se mahal apapun barang yang kita beli, jika sesuai dengan yang kita inginkan, itu engga masalah. 

Yang jadi masalah, kalau ada mark-up harga secara tipu-tipu. Bukan hanya perusahaan yang dirugikan, tapi integritas karyawan juga dipertanyakan.

Kejadian seperti ini, tidak hanya terjadi satu kali. Tapi berkali-kali ditempat yang berbeda, di seluruh Indonesia, bahkan sudah viral di media. Tapi sayang, kritik tersebut tidak direspon positif oleh pihak menjemen Indomart. Diam saja, tanpa memberikan refreshment kepada karyawan. Sekali lagi, bukan masalah harga, tapi soal integritas karyawan dan perusahaan.  

Idomart harusnya merespon positif, kritik seperti ini. Bukan apatis, minimal melakukan pembinaan positif, agar customer tidak dirugikan.

Terima kasih. Semoga catatan ini menjadi perhatian bagi indomart, atau bisnis lainnya yang banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun