Mohon tunggu...
Dani Febri
Dani Febri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis adalah mahasiswa aktif Institut Teknologi dan Bisnis Widya Gama Lumajang

Yakinkan dengan iman Usahakan dengan ilmu Sampaikan dengan amal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kongres HmI Ke XXXII di Pontianak: Minus Pikiran, Surplus Baku Hantam

28 November 2023   01:06 Diperbarui: 28 November 2023   01:21 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi forum Kongres HmI ke XXXII di Pontianak/dokpri

Kongres HmI ke XXXII di Pontianak: Minus Pikiran, Surplus Baku Hantam

Himpunan Mahasiswa Islam adalah organisasi ekstra mahasiswa yang banyak melahirkan pemikir-pemikir bangsa. Sudah tidak diragukan lagi bahwa HmI menjadi bagian dari history perjalanan bangsa Indonesia. Jauh dari pada itu, Kawah Candradimuka ini juga menjadi organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia yang dewasa ini juga mulai mengepakan sayap perkaderannya di berbagai negara di dunia.


24 November menjadi tanda dimulainya forum tertinggi pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar (Kongres) yang diselenggarakan di Pontianak, Kalimantan Barat.


Hingga tulisan ini di terbitkan, melihat dinamika yang berkembang detik ini. Sungguh ironi, melihat  kader-kader HmI dalam forum Kongres yang lebih mengedepankan baku hantam hanya dibutakan egosentral semata. Banyak juga media-media HmI di medsos yang memberitakan kondisi forum hari ini. Memang forum Kongres adalah forum politik, tapi jika di politisasi tidak baik juga.

Jika ini kemudian di iya kan menjadi budaya, bisa di pastikan HmI hari ini Minus Pikiran. Budaya semacam ini harus di putus. Forum Kongres akan lebih estetika jika pikiran yang dipertengkarkan. Karena apa, jika ini menjadi habit kader HmI, generasi yang akan datang juga akan bertindak demikian. Maka dari itu penulis tegaskan sekali lagi. Budaya Jumud harus di hentikan. IIni juga menjadi refleksi bersama dimanapun kader HmI yang membaca tulisan ini. Mengapa demikian?


Renungkan, jika ada pemimpin PB yang terlahir dari forum Baku Hantam apa yang menjadi substansial 5 insan cita adalah sebuah kebulshitan. Tidak hanya hal itu, Kandidat yang mengiktiarkan dirinya untuk maju harus di bebani dengan cost yang besar. Bukan lagi gagasan dan ide yang menjadi tolak ukur pertama, tidak lagi pikiran yang ditawarkan kepada seluruh peserta Kongres baik utusan maupun peninjau yang menjadi ruh peradaban jalannya organisasi ini.


Memang manusia di sebut oleh filsuf barat sebagai Homo homini Lopus, tapi di HmI peredam dari itu adalah ruh NDP. Tidak banyak yang paham tidak banyak yang mengerti. Semua menjadi alat, demi deal deal jabatan tinggi PB. Begitu naif melihat dan merasakan kader insan cita yang di jalan menyuarakan kebenaran, di forum Kongres Baku Hantam sesama saudaranya sendiri. Dimana letak otentik berteman melebihi saudara di HmI?


Jawaban dari pertanyaan-perranyaan  dan sunyinya malam adalah dengan merenung dan merenung bagi mereka yang cinta terhadap organ yang sudah tiba di usia Senja. Semoga semua kader HmI mulai sadar, mulai mengedepankan nilai, dan meredam kebutaan. Sekali lagi, semoga di kota khatulistiwa ini dapat lahir pemimpin berjiwa kesatria, beradab luhur, dan bisa membawa kapal yang mulai keropos dan meretak untuk kembali memformulasikan sesuai khitah perjuangan. Sekali lagi, Al qur'an dan Hadits adalah jalan keselamatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun