Keluhan warga Sumut terkait masih adanya Jalan Provinsi yang buruk mendapat perhatian serius Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Setelah tahun-tahun sebelumnya banyak anggaran yang terpangkas akibat penanganan Covid-19, tahun ini Pemprov Sumut akan fokus terhadap perbaikannya infrastruktur Jalan dan jembatan. Tak tanggung-tanggung Pemprov Sumut telah menyiapkan anggaran sebesar Rp2,7 triliun. Jika terealisasi, Kepemimpinan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah (Eramas) telah mengukir sejarah sebagai kepala Daerah di Sumut yang berani menggelontorkan anggaran besar untuk Jalan Provinsi meskipun dengan sistem multi years.
Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sumut Bambang Pardede mengatakan anggaran tersebut meliputi pekerjaan pembangunanan Jalan 459 Km Jalan Provinsi, 389,2 meter Jembatan (29 unit) dan 71.000 meter drainase. Saat ini lanjut Bambang jalan provinsi di Sumut dengan kondisi mantab sekitar 75%, sementara yang tidak mantab ada 25%. Artinya dari panjang jalan provinsi sekitar 3.005 km, hanya 750 km yang tidak mantab.
Masih menurut Bambang, pembangunan tersebut dilakukan melalui skema pendanaan multiyears atau tahun jamak serta dengan metode rancang dan bangun (design-build). Dengan menggunakan skema dan metode tersebut, menurutnya, pembangunan bisa lebih cepat selesai.
"Juga efisiensi dalam proses pengadaan (dilakukan satu kali) dan waktu pelaksanaan yang simultan dan paralel sehingga efektif dan ekonomis dari segi waktu dan biaya,"ujar Bambang saat Konferensi Pers di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Medan, Rabu (12/1/2022).
Selain itu, pandemi membuat semua rencana pembangunan terhambat. Hal ini diperparah dengan penurunan kondisi jalan 2,5 % per tahun. Sehingga pencapaian target pembangunan infrastruktur pada visi misi Gubernur menjadi terkendala. Maka dipilihlah skema pendanaan multiyears (tahun jamak) dan metode rancang bangun agar dalam dua tahun pembangunan cepat selesai.
Menurut Bambang, jika mengunakan skema konvensional, pembangunan jalan tidak akan pernah selesai atau tercapai. Masyarakat pun tidak akan pernah menikmati jalan yang berkualitas atau mantab.
"Percepatan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan melalui skema multiyears adalah untuk mendukung akses konektivitas jalan provinsi menuju kawasan pariwisata, sentra produksi, akses perkotaan dan daerah tertinggal, sehingga diharapkan dapat memajukan perekonomian di Provinsi Sumatera Utara," kata Bambang.
Bambang juga berjanji, mulai tahun 2022, pemeliharan jalan provinsi akan dilakukan secara rutin. Sehingga apabila ada sedikit saja kerusakan jalan, akan langsung diperbaiki.
"Tahun ini, tidak ada satu meter pun jalan provinsi yang tidak ada tuannya, minimal pemeliharaan rutin," kata Bambang.
Adapun beberapa ruas jalan yang akan dibangun di antaranya ruas jalan Kuala - Simpang Marike di Langkat (akses kawasan wisata Bukit Lawang), ruas Jalan Tanjung Balai - Pasar I- batas Labura di Kabupaten Asahan (akses menuju sentra pertanian), ruas Jalan Gonting - Janji Raja di Samosir (akses KSPN Danau Toba), ruas Jalan Silimbat-Parsoburan di Toba (jalan pintas menuju KSPN Danau Toba), ruas jalan Sibuluan - Aek Horsik di Tapanuli Tengah, ruas Jalan Sipenger - Marancar - Sipirok di Tapanuli Selatan, ruas jalan Pematangsiantar - Pematang Raya di Simalungun, ruas jalan Aek Godang-Sihaporas di Padang Lawas.
Â
Selain jalan, ada sekitar 389,2 meter jembatan dan 71.000 meter drainase yang juga akan dibangun. Di antaranya jembatan yang pernah dijanjikan Gubernur Edy Rahmayadi untuk diperbaiki yakni Jembatan Idano Oyo pada Jalan Provinsi ruas Hilimbuasi - Mandrehe di Nias Barat dan Jembatan Bandar Pulo pada jalan Provinsi ruas Simpang 3 Namu Unggas Tangkahan di Langkat.