Mohon tunggu...
Sinta Anjas Cahyani
Sinta Anjas Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kimia Unesa

Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Surabaya mengambil jurusan kimia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Penggunaan Pewarna Alam dan Bio-Mordant Daun Ketapang pada Produksi Batik Tulis untuk Mengatasi Pencemaran Lingkungan

26 September 2022   18:26 Diperbarui: 26 September 2022   19:07 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Lamongan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang menyimpan seni tradisi rakyat dalam bentuk batik, yang dikenal sebagai Batik Sendang. Motif Batik Sendang sebagian besar berupa motif non-geometris, dengan ciri khas pada motif Modang, Byur, dan Patinan. Secara spesifik, motif dan corak hiasan bordir pada Batik Sendang bukanlah sekedar hiasan, tetapi mengandung arti sejarah dan budaya. 

Sebagai daerah pesisir, produk kain tradisional Lamongan, seperti batik tulis sendang dan tenun ikat Parengan, memiliki corak dan motif khas yang kaya pesan dalam grafis desainnya, seperti sketsa ikan, perahu, titik-titik buih ombak, pepohonan, bunga dan sebagainya.

Salah satu UMKM produsen Batik Sendang Lamongan adalah UMKM Batik Tulis "Duvan Jaya El-Khoir"yang ada di wilayah Desa Sendangduwur Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. UMKM "Duvan Jaya El-Khoir" dirintis oleh Ibu Fitri sejak tahun 2007. Usaha batik ini sebenarnya telah dirintis oleh Ibu Fitri secara turun temurun sejak tahun 1957, namun secara berangsur-angsur usaha batik ini mengalami penurunan omzet hingga hampir mengalami kebangkrutan. Namun, usaha tersebut kembali dikembangkan pada tahun 2007 dan pada tahun 2008, usaha batik tersebut telah dikenal lebih luas di Wilayah Kabupaten Lamongan.

Pada proses produksi kain batik, UMKM "Duvan Jaya El-Khoir" ini memiliki ketergantungan tinggi pada penggunaan pewarna sintetis toksik dan nonbiodegradable, seperti naftol, indigosol, dan remazol.  Serta Disisi lain, dalam proses mordanting menggunakan senyawa kompleks logam kimia yang toksik (beracun) dan karsinogenik (penyebab kanker). Kedua hal tersebut dikhawatirkan memicu kerusakan lingkungan signifikan di masa depan dan penurunan kualitas kesehatan warga sekitar dalam jangka waktu tertentu, mengingat tingginya konsumsi air pada setiap tahapan produksi batik yang akan memicu produksi limbah cair pewarna dalam jumlah besar.

Kelemahan tersebut kemudian dimanfaatkan oleh tim PKM Universitas Negeri Surabaya Dr. Agus Budi Santosa, M. Pd., Prof. Dr. Nita Kusumawati, M. Sc. dan Setya Chendra Wibawa, MT. untuk menciptakan kegiatan yang mampu mempercepat perkembangan UMKM "Duvan Jaya El-Khoir" di Kabupaten Lamongan.

Melalui kegiatan introduksi pewarnaan alam dengan bio-mordant daun ketapang mengunakan material pewarna alam yang mudah dididapatkan di lingkungan sekitar, yaitu daun kersen, daun mangga, dan daun ketapang yang mana diharapkan "Duvan Jaya El-Khoir" menjadi UMKM Batik Tulis yang ramah lingkungan.

Proses mordanting yang digunakan terdapat 2 jenis yaitu pre-mordanting dan simultaneous-mordanting. Masing-masing jenis pewarna alam akan dilakukan dua proses mordanting yang berbeda yang digunakan untuk mendapatan hasil yang maksimal.

Proses pre-mordanting kain batik dengan bio-mordant daun ketapang (dokpri)
Proses pre-mordanting kain batik dengan bio-mordant daun ketapang (dokpri)

Proses simultaneous-mordanting kain batik dengan bio-mordant daun ketapang (dokpri)
Proses simultaneous-mordanting kain batik dengan bio-mordant daun ketapang (dokpri)

Pewarnaan batik menggunakan material alam hadir sebagai solusi dari pencemaran lingkungan oleh pewarna sintetis jenis naftol, indigosol dan remazol. Tahap setelah dilakukan bio-mordanting dengan jenis pre-mordanting ataupun simultaneous-mordanting, maka dilakukan pewarnaan alam yang selanjutnya diakhiri dengan fiksasi menggunakan 2 (dua) jenis senyawa fixer, yaitu tawas dan tunjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun