Pada masa yang akan datang, kita sebagai umat manusia akan menghadapi tantangan yang besar berupa isu perubahan iklim. Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan suhu yang diakibatkan oleh akumulasi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia yang terjadi dengan laju yang lebih cepat daripada yang diperkirakan.
Pada bulan Oktober 2021, BMKG merilis potensi musim hujan di Indonesia akan kembali diiringi dengan fenomena anomali iklim, yaitu La nina dalam beberapa tahun yang akan datang. Pada periode Oktober-Mei tahun 2020, La nina telah terbukti meningkatkan curah hujan secara signifikan di sebagian besar wilayah di Indonesia dan diantaranya menjadi pemicu kejadian bencana hidrometeorologis berupa banjir dan tanah longsor.
Untuk saat ini, dampak dari perubahan iklim mulai dapat dirasakan dan diamati. Mulai dari peningkatan intensitas dan frekuensi berbagai kejadian cuaca-iklim, peningkatan tinggi permukaan air laut yang disebabkan oleh mencairnya lapisan es di berbagai wilayah, dan ekspansi termal samudera serta perpindahan penduduk yang disebabkan oleh perubahan kondisi iklim.
Indonesia merupakan salah satu negara yang diprediksikan akan lebih dahulu mengalami dampak terburuk dari perubahan iklim pada masa yang akan datang.Â
Namun, hingga saat ini perubahan iklim di Indonesia belum mendapatkan perhatian yang signifikan. Sebab, rumitnya isu perubahan iklim, kurangnya penyampaian yang efektif, dan literasi masyarakat Indonesia akan perubahan iklim yang rendah menjadikan isu perubahan iklim tenggelam. Hal ini juga diikuti dengan minimnya aksi nyata di masyarakat untuk menghadapi isu perubahan iklim.
Sebagai generasi muda, kita harus sadar akan ancaman perubahan iklim dan berusaha melakukan aksi nyata untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim. Aksi-aksi nyata yang dapat dilakukan oleh generasi muda adalah edukasi terhadap masyarakat terkait dengan isu perubahan iklim dan promosi perubahan gaya hidup dalam rangka mitigasi perubahan iklim.Â
Dengan kemajuan teknologi saat ini, generasi muda diharapkan dapat memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal seperti mengadakan forum-forum serta webinar.Â
Selain itu, media sosial juga menjadi platform yang paling efektif sebagai media penyampaian perubahan iklim kepada masyarakat luas. Hal ini dapat diterapkan guna menunjang edukasi dan literasi masyarakat terhadap isu-isu perubahan iklim seperti bencana hidrometeorologi.
Selain itu, aksi nyata yang dapat dilakukan oleh generasi muda adalah menjaga bumi ini agar tetap lestari dengan cara menanam pepohonan serta tidak melakukan penebangan hutan secara liar. Sebab, memelihara lingkungan merupakan kewajiban setiap umat manusia.
Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda yaitu generasi penggerak bangsa yang diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk peduli terhadap perubahan iklim dan turut mendukung aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bela Negara,
Nama : Putri Puspasari
NPT : 21.21.0027
Prodi : Klimatologi 1
Dosen Pengampu : Fendy Arifianto, M.Si.
