Mohon tunggu...
Jovin VerenMarfella
Jovin VerenMarfella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

42321010081 - Dosen pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Komunikasi (Martin Buber)

24 September 2022   21:41 Diperbarui: 24 September 2022   22:04 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.inspiringquotes.us/author/4790-martin-buber

Keberadaan Feeling atau perasaan selalu ada dalam diri manusia. Perasaan adalah suatu hal yang dimiliki secara personal disetiap individu manusia dan bukan milik bersama. Perasaan tidak berada diluar seperti intuisi. Intuisi itu sendiri terpisah dengan perasaan tetapi perasaan tetap bertemu dengan intuisi. 

Kita tidak membangun relasi timbal balik itu sendiri melainkan hiduplah yang menciptakannya. Kita tidak bisa menghindari pertemuan karena pertemuan merupakan bagian dari kodrat manusia. Dari pertemuan itulah mencipatakan relasi, sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari dan harus dihadapi. Ini juga merupakan alasan mengapa intuisi dan perasaan selalu bertemu. Pada akhirnya manusia tidak dapat menghindari bahwa ia adalah makhluk sosial. Satu kelebihan setiap manusia yaitu mempunyai perasaan dan mempunyai intuisi itu sendiri. 

Engkau dan Aku adalah sebuah keberadaan yang sudah tidak dapat diubah bersifat tetap selayaknya pasangan yang tidak dapat dipisahkan. Pasangan disini bukan berarti harus seperti suami dan istri, melainkan lebih mengarah kepada manusia lain adalah 'pasangan' saya. Seperti jika engkau tidak ada maka aku tidak ada, seperti aku tidaklah akan menjadi aku jika engkau tidak ada. Engkau telah berkontribusi dalam kehidupanku maka itu mengapa aku bisa ada. Ini merupakan teori ketergantungan antarmanusia. Engkau tidak mencariku dan aku pun tidak mencari engkau namun kita dipertemukan sebagai suatu rahmat. Jika itu rahmat maka hal itu perlu disyukuri seperti, Aku bersyukur atas kehadiran Engkau untuk Aku. Pertemuan yang terjadi adalah milik kita sebagai manusia, bukanlah milik benda - benda yang ada dekat dengan kita. 

Bagi Martin Buber, perasaan dan intuisi merupakan hal utama yang harus dimiliki manusia, tidak ada yang boleh saling mendahului karena setiap orang memiliki pengetahuannya masing masing. Hal ini membuat Martin Buber seolah olah tidak melihat, mengakui dan memperhitungkan kekurangan atau kelebihan seseorang. Dengan inilah kita akan melestarikan setiap hubungan di dalam perasaan kita masing - masing. 

Relasi dengan Dialog (komunikasi)

Jika ada Engkau dan Aku berarti terjalin komunikasi di dalamnya. Disetiap petemuan pasti ada percakapan yang berlangsung, percakapan dengan berbagai macam topik yang merepresentasikan wujud menyapa dalam pertemuan. Hal ini berbeda ketika kita berkomunikasi dengan benda (I-It), yang dimana apapun yang manusia lakukan itu atas dasar keinginan sendiri, bukan tercipta melalui dialog  percakapan yang sedang berlangsung dengan benda tesebut. Kita dapat mengetahui kebutuhan orang orang disekitar kita dikarenakan adanya dialog atau komunikasi yang tercipta. Hubungan timbal balik yang membuat kita sesama manusia dapat memahami satu sama lain.

Yang salah dan sering terjadi dalam sebuah komunikasi adalah ketika pembicaraan kita tidak ditanggapi oleh lawan bicara kita. Terkadang dibenci ataupun juga disingkirkan. Komunikasi yang bermakna adalah komunikasi yang dilakukan secara tatap muka atau melalui pertemuan. Karena dengan itulah tidak akan ada yang merasa terasingkan. Pengertian komunikasi yang benar adalah ketika dua orang berbicara saat bertemu, dengan ini muncullah timbal balik. Jika suatu dialog percakapan hanya terjadi secara sepihak maka itu bukan merupakan relasi antarmanusia melainkan relasi antara aku dengan benda atau objek. 

https://www.inspiringquotes.us/author/4790-martin-buber
https://www.inspiringquotes.us/author/4790-martin-buber

Kesimpulan

Dengan adanya pemikiran Martin Buber ini mengenai komunikasi, dapat lebih memberikan warna baru yang lebih menyegarkan ditengah - tengah kehidupan manusia modern yang lebih menonjol ke arah individualisme dan egoisme yang tinggi. Manusia akan lebih terlihat hidup sebagai manusia (manusiawi) jika memperlakukan manusia lain sebagai subjek bukan sebagai objek atau dapat dikatakan memperalat manusia lain. Tetapi semakin majunya kehidupan manusia, malah yang terjadi adalah hal sebaliknya dimana manusia sudah tidak lagi memperhatikan sekitar, sudah tidak lagi memperdulikan sekelilingnya, sudah tidak lagi menganggap manusia lain yang sedang kesulitan membutuhkan kasih atau penghargaan atau pertolongan. Bahkan seperti apa yang dikatakan oleh Martin Buber, manusia modern bahkan untuk relasi I-It terhitung tidak wajar lagi karena telah melakukan manipulasi, mengubah, memperkosan, dan memperalat It. 

Manusia modern sudah tidak lagi menghargai sesama manusia lain. Martin Buber juga tidak setuju dengan relasi 'asimetris' yang dimana pada relasi ini orang lain tidak harus peduli dengan sesama manusia lain, terkecuali jika aku menginginkan relasi antara Aku dan Engkau. Menurut Martin Buber relasi asimetris itu tidak manusiawi, dan jika hal itu terjadi terus diterapkan di kehidupan manusia maka manusia sudah tidak dapat disebut sebagai manusia sesungguhnya. Karena demikianlah, jika ingin menjadi manusia sesungguhnya, selayaknya kita memanusiakan manusia lain atau memperlakukan manusia lain sebagai subjek dan bukan sebagai objek yang dimanfaatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun