Mohon tunggu...
Jovin VerenMarfella
Jovin VerenMarfella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

42321010081 - Dosen pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Komunikasi (Martin Buber)

24 September 2022   21:41 Diperbarui: 24 September 2022   22:04 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://fineartamerica.com/art/martin+buber

Bagi Martin Buber makna relasi tidak dapat bergerak ditempat karena hal itu dapat membuat suatu relasi menjadi tidak berarti. Pandangan Martin Buber mengenai realitas hidup manusia adalah perjumpaan. Perjumpaan akan terus berlangsung dan maka dari itu relasi manusia akan selalu ada dan seimbang. Relasi yang indah dapat diwujudkan dengan relasi timbal balik. Relasi timbal balik adalah realita yang harus dihadapi dan tidak dapat dihindari. Martin Buber berfikir bahwa tidak ada yang namanya relasi asimetris (relasi tanpa timbal balik), jika hal ini terjadi maka kita sebagai manusia sedang tidak melakukan relasi yang manusiawi. Relasi timbal balik merupakan relasi yang manusiawi yang dimana ketika aku menyapa engkau, engkau menyapa aku. Yang dimaksud dari hubungan timbal balik ini adalah hubungan yang tidak bisa berdiri sendiri. 

https://www.amazon.ca/Thou-Trans-Kaufmann-Martin-Buber-ebook/dp/B0051I4YT4
https://www.amazon.ca/Thou-Trans-Kaufmann-Martin-Buber-ebook/dp/B0051I4YT4

I-It (Aku-Itu) dan I-Thou (Aku-Engkau)

Menurut Martin Buber, untuk dapat memahami relasi manusia memiliki dua tipe relasi, yaitu I-It (Aku-Itu) dan I-Thou (Aku-Engkau). I-It (Aku-Itu) dapat diartikan menganggap yang lain sebagai objek benda yang dapat dimanipulasi, diubah.  Sedangkan I-Thou (Aku-Engkau) dapat diartikan orang lain sebagai subjek komunikasi dan kita menghargai dan menghormati. Seorang manusia sudah seharusnya memiliki relasi I-Thou, akan tetapi manusia itu sendiri tetap membutuhkan relasi I-It. 

I-It (Aku-Itu), menandakan dunia yang berkaitan dengan benda benda atau dunia Erfahrung (Pengalaman). Objek atau benda yang dimaksud adalah tidak terpaku pada jenis objek atau benda tertentu mengacu kepada segala jenis benda atau objek yang ada disekeliling manusia. Relasi I-It tidaklah selalu memiliki pengertian buruk selama manusia itu sendiri tidak "memanipulasi", "memperalat", "memperkosa", dan "mengubah" It. I-It dapat diartikan secara baik jika kehadiran objek atau benda disekitar, kemungkinan dapat memperlancar kita dalam menjalani hidup. Benda atau objek itu sendiri memiliki kontribusi dan peran penting dalam kehidupan manusia. Jika manusia memiliki kebiasaan atas dasar ingin menguasai dan mengatur benda maka relasi tersebut tidak dapat digunakan saat ingin berelasi antarmanusia.

I-Thou (Aku-Engkau), Engkau yang dimaksud adalah orang lain bukan makhluk yang berbeda. Hubungan I-Thou tidak terikat oleh aturan dan dapat melampui ruang dan waktu, serta bersifat spontan. Dalam pernikahan relasi yang terlihat jelas adalah relasi I-Thou, mengapa demikian? Karena seharusnya setiap orang memperlakukan pasangannya sebagai subjek dan bukan sebagai objek. Relasi ini timbul ketika sedang menunjukkan kasih kepada pasangannya. Tetapi amat disayangkan bahwa hubungan I-Thou biasanya tidak bertahan lama dan berubah menjadi I-It. Lingkup hubungan manusia dengan alam dan makhluk spiritual pun termasuk kedalam relasi I-Thou (tidak hanya pada lingkup antarmanusia) dan sebaliknya lingkup hubungan antarmanusia juga dapat termasuk kedalam relasi I-It (tidak hanya pada lingkup hubungan manusia dengan alam dan makhluk spiritual). 

Kritikan dari Martin Buber mengenai kehidupan manusia modern yang menurutnya manusia semakin memperbesar relasi I-It dan perlahan menghilangkan relasi I-Thou. Dapat dlihat dari manusia yang semakin sering memperlakukan manusia lain sebagai benda atau dapat dikatakan manusia memperalat manusia lain dan kehilangan relasi itu sendiri. Kehidupan yang primitif dengan segala kesederhanaannya terlihat sangat berbeda dengan kehidupan modern, komunitas primitif ini terlihat sedikit sekali memperlakukan manusia lain sebagai objek. Menurutnya, yang mempengaruhi kehidupan manusia modern adalah ekonomi dan politik, yang semakin menjajah dan membuat seseorang memperalat atau memanfaatkan manusia lain. Dalam ekonomi, setiap manusia menggunakan barang dan jasa. Dan dalam hal politik, manusia menggunakan aspirasi dan opini manusia lain.

https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/62418fb19e20b/memahami-intuisi-dan-cara-mengasahnya
https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/62418fb19e20b/memahami-intuisi-dan-cara-mengasahnya

Intuisi dan Perasaan

Manusia memiliki kelebihan yaitu dapat berelasi dengan diri sendiri, dengan benda benda, dan dengan dunia diluar dirinya sendiri. Dengan ini manusia dapat menemukan keutamaan hidup atau biasa disebut juga moralitas. Martin Buber membagi hidup manusia menjadi dua bagian wilayah yang besar yaitu Intuisi dan Perasaan. Walaupun perasaan dan intuisi adalah dua kata yang berbeda tetapi kata ini tetap memiliki relasi satu sama lain. 

Keberadaan intuisi selalu diluar dari diri kita masing - masing. Intuisi bukanlah sebuah lahan yang didirikan oleh diri sendiri dan menganggap itu milik pribadi, intuisi adalah milik bersama yang melibatkan semua orang tergabung kedalam intuisi yang dimana akan berjumpa dengan yang lainnya. Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bersama - sama dan berdampingan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun