Awal Mei ini, di Kota Malang, khususnya di Pabrik Tahu Guyub Rukun yang terletak di Kecamatan Lowokwaru, melaksanakan pengadaan biogas. Biogas pada umumnya berasal dari kotoran sapi. Namun, kali ini berbeda. Tim Universitas Brawijaya yang beranggotakan Juwita Nirmala Sari (FT-PWK), Ririn Lailatul (FT-PWK), Syahri Ramadhan (FT-PWK), Riska Fadillah (FT-PWK), Reno (FTP) memiliki inovasi dengan mengganti sumber biogas dengan limbah tahu. Inovasi ini mendapat pendanaan dari Dirjen DIKTI 2012 dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M).
Limbah tahu ini dipilih karena memiliki <50% kandungan yg ada didalamnya adalah metana (CH4) sebagai sumber biomass. Selain itu, tahu dengan kedelai 700kg/hari dapat menghasilkan biogas <10.500 liter. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari BIORITA ini bagi masyarakat, maupun pabrik tahu. Untuk masyarakat, dalam 10liter tahu dapat menghasilkan gas sebesar 2,5 Kg/4hari, dimana saat ini, harga gas 2,5 Kg mencapai Rp. 15.000. Maka dengan 10liter tahu yang bisa didapatkan dengan harga Rp. 2.500 dapat menghasilkan gas yang setara dengan Rp. 15.000/4 hari. Jadi, biaya yang dihemat adalah Rp 12.500/ 4 hari. Murah bukan?
Diharapkan BIORITA ini dapat diteruskan di daerah-daerah lain di Indonesia secara berkelanjutan (sustainable) dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah sehingga angka kemiskinan di Indonesia dapat berkurang tiap tahunnya. (JNS/2012)