Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

yeehhaaaaaahhh..... udah gak kebalik lagiii :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kematian Seorang Geisha (Antara Cinta, Kehormatan dan Kesetiaan Seorang Samurai) - Bag. 4

25 Oktober 2010   00:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:08 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_301669" align="alignnone" width="441" caption="Ritual Seppuku (Sumber ilustrasi: http://xiongdudu.com)"][/caption]

Kastil Awan, hari Ke-15 Musim Gugur, 1860

Ruangan ini menjadi saksi bagi akhir perjalananku, seorang Samurai yang gagal membela kehormatan dan kemuliaan junjungannya,

“Maafkan hamba, Tuanku”

“Maafkan aku, Ayah”

“Maafkan aku, Heiko”

Dengan sebilah tanto ini kutorehkan puisi indah terakhirku…

Dalam nyanyian indah Seppuku [17]

****

Apalah arti sebilah Katana tanpa kehormatan Samurai yang menghunusnya

Apalah arti sebilah Katana tanpa kesetiaan Samurai yang menghunusnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun