Mohon tunggu...
Atthoriq ChairulHakim
Atthoriq ChairulHakim Mohon Tunggu... Mahasiswa Antropologi Budaya ISI Padangpanjang

Menyukai hal-hal yang berbau literasi seperti menulis, membaca terkait seni dan budaya, sosial, politik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Retakan Keramik, Memori yang Bertutur di Museum Adityawarman

3 Oktober 2025   15:45 Diperbarui: 3 Oktober 2025   15:42 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beragam keramik yang ditampilkan saat Pameran Temporer yang diselenggarakan oleh UPTD Museum Adityawarman (02/10). Sumber: Atthoriq Chairul Hakim

Pameran temporer di Museum Adityawarman tahun ini tidak hanya menghadirkan koleksi keramik bersejarah, tetapi juga menawarkan ruang refleksi bagi masyarakat. Dengan tema "Retakan yang bertutur, menjaga warisan membingkai masa lalu", pameran ini digelar bertepatan dengan peringatan 16 tahun gempa bumi 30 September 2009 di Kota Padang. Melalui jejak retakan pada keramik, museum ingin menyampaikan bahwa setiap warisan budaya, meski rapuh, tetap menyimpan nilai yang penting untuk dijaga dan direnungkan bersama.

Retakan yang Bicara

Di ruang pamer temporer Museum Adityawarman, Padang, jejeran keramik dengan retakan halus tampak dipajang dengan penuh kehati-hatian. Cahaya lampu sorot menimpa permukaan porselen, menampilkan gurat retakan yang justru seakan berbicara. Retakan ini bukan cacat yang harus disembunyikan, melainkan jejak yang dibiarkan bercerita. Seakan benda rapuh itu menjadi saksi bisu yang mengingatkan masyarakat pada peristiwa besar yang pernah melanda Kota Padang: gempa 30 September 2009.

Latar Belakang Pameran

Pameran temporer koleksi keramik bertema "Retakan yang bertutur menjaga warisan membingkai masa lalu" resmi dibuka pada Selasa 30 Spetember 2025. Pemilihan tanggal tersebut tentu bukan kebetulan, melainkan upaya menghadirkan momen peringatan 16 tahun gempa bumi yang pernah mengguncang Kota Padang. Acara ini digelar oleh UPTD Museum Adityawarman di bawah naungan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat.

Tuti Alawiyah selaku Kepala Museum Adityawarman menuturkan "Tema ini ditentukan dengan alasan bagaimana dapat menarik minat masyarakat, dan bertepatan dengan peristiwa gempa Padang pada waktu yang lalu".

"Pada saat gempa itu, berbagai koleksi keramik mengalami kerusakan dari yang ringan hingga berat. Sampai pada titik, ada ide untuk merestorasi keramik tersebut".

Gempa bumi 2009 menjadi salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah Kota Padang. Ribuan bangunan roboh, ratusan nyawa melayang, dan trauma kolektif masih tersisa hingga kini. Museum Adityawarman pun tidak luput dari dampaknya. Sebagai bangunan sempat mengalami kerusakan, koleksi harus diamankan, dan pemulihan membutuhkan waktu panjang.

Koleksi dan Kurasi

Dalam pameran kali ini ditampilkan sekitar kurang lebih 320 keramik yang direstorasi, mulai dari guci, piring, mangkuk, hingga wadah upacara dari berbagai periode sejarah. Sebagian besar merupakan koleksi permanen museum, sementara lainnya berasal dari temuan maupun sumbangan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun