Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review Film “Room” Drama Ibu dan Anak dalam Dunia Tekurung dan Dunia Bebas

26 Maret 2016   17:35 Diperbarui: 27 Maret 2016   16:42 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Poster film Room (kredit foto Tabloid Bintang)"][/caption]

Pantas saja Brie Larson diganjar Piala Oscar 2016 sebagai aktris  terbaik . Aktingnya dalam  Room benar-benar hidup dan meninggalkan kesan bahwa dia  adalah Joy anak yang diculik sejak umur 17 tahun oleh seorang pria yang hanya disebut sebagai  Old Nick  (Sean Bridger) yang kerap memperkosanya hingga mempunyai Jack (Jacob Temblay).   Joy disekap dalam sebuah ruangan yang kunci pintu kombinasinya diketahui Nick dan ruangan itu hanya mempunyai  sebuah jendela di atap bagi mereka mengamati langit biru.  Joy dan Jack berbagai tempat tidur, bak mandi dan hanya mempunyai televisi-satu-satunya jembatan bagi Jack mengetahui dunia luar. Tetapi Jack punya imajinasi  sendiri tentang dunia,  mahluk alien, menembus ruang angkasa, mempunyai anjing.

Prolog film sudah menghentak.  Jack menginjak lima tahun. Joy merayakan pesta ulang tahunnya  sederhana dengan kue kecil tanpa lilin.  Jack digambarkan  marah besar,  karena   kue tidak nampak seperti d alam  tayangan TV . Ekpresi sang ibu  itu yang buat saya salut, gamang tetapi ingin memenuhi keinginan anaknya.   Joy selalu meminta anaknya bersembunyi di lemari ketika Old Nick datang, benar-benar adegan bikin miris.

Rambut  Jack panjang hingga menyentuh punggung, sepintas mirip anak perempuan.  Pernyataan-pernyataan   yang dilontarkan  Jack: selamat pagi lemari, selamat lagi toilet, selamat pagi televisi  benar-benar menyentuh. Begitu juga ketika Jack memberi makan tikus karena ingin punya teman (naluri manusia), ibunya melarang karena  tahu bahwa  bahaya kuman dari tikus.  

Melihat film ini saya berimajinasi bagaimana rasanya ikan yang lahir  di aquarium  dan tidak tahu asalnya dari mana  dan kemudian bertanya kepada ibunya  apakah dunia lain di luar aquarium?  Jack dan ibunya akhirnya  bisa bebas dengan suatu siasat dan Nick ditangkap.  Joy bisa bertemu kembali dengan ibu dan ayahnya.  Adegan yang sangat menyentuh.  Brie memainkannya dengan tidak lebay.  Tetapi dunia luar sudah berubah,  ayah dan ibu Joy tidak lagi bersama alias bercerai. Ibunya Joy atau Nenek bagi Jack  punya kekasih baru bernama Leo. 

Kini persoalannya ibu dan anak itu harus menyesuaikan diri dengan dunia  luar lebih menyentuh. Salah satu adegan yang paling emosional  ketika Joy diwawancarai reporter suatu televisi menanyakan ayah biologisnya.  Joy menjawab: “Anak itu milikku”.  Air mata saya jatuh ketika  dalam suatu adegan Jack menemui ibunya nyaris bunuh diri.  Namun sang anak kembali menyelamatkan ibunya.  Akting Jacob Tremblay juga benar-benar patut diacungkan jempol bisa menempatkan dirinya dalam posisi Jack. Akhir ini film membuat saya juga menitikan air mata.

Saya beruntung bisa menonton film yang brilian ini, menggugah nilai kemanusiaan dan hubungan kasih ibu dan anak.

 

 

Judul  Film           :  Room

Sutradara            :  Lenny Abrahamson

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun