Bagaimana rasanya Anda menjadi satu-satunya yang selamat  dari sebuah kecelakaan pesawat terbang, hanya kareana kursi tempat duduknya tertukar dengan penumpang lain?  Apakah Anda bersyukur-meskipun Anda dihujat keluarga dari penumpang tertukar yag tewas- atau Anda menjadi beban yang akan dibawa seumur hidup hingga jadi suatu dilema, rasanya lebih buruk dari mati?
Dilema itulah yang dialami seorang ahli IT Instansi Perpajakan Rawa Budiarso (Nicholas Saputra) karena secara tak sengaja duduk di bangku 38 C yang harusnya ditempati Raldi (Teddy Syach), tetapi ketika hendak kembali ke kursi semula, Raldi menganggap tidak masalah. Â Inilah yang menjadi konflik awal dari film "Tukar Takdir".
Mereka menumpang Pesawat Jakarta Airways 79 dari Palu tujuan Jakarta dan pesawat naas itu jatuh  hingga menimbulkan dua pertanyaan.
Pertama pertanyaan selalu diajukan pada setiap kecelakaan pesawat, mengapa pesawat itu sampai jatuh, kesalahan pilotkah? Kesalahan perawatan pesawatkah yang artinya maskapai yang bertanggungjawab atau sebab alam hingga bom yang dilakukan teroris.
Kedua, mengapa Rawa bisa selamat dan yang lain tidak, apa karena dia beruntung duduk di kursi 38 C dan berada di ekor pesawat atau memang takdir?(bagi yang tidak percaya Tuhan bilang keberuntungan saja).
Sebagai penyitas, Rawa selain mengalami trauma karena dia sekalipun setengah sadar melihat masih ada penumpang yang masih hidup, tetapi karena pertolongan terlambat akibat terkendala cuaca hanya dia sendiri yang lolos.
Rawa pun jadi orang penting, kesaksiannya dibutuhkan tim penyelidikan Komite Nasional Kesalamatan Transportasi (KNKT) Â yang dipimpin Purwanto (Ariyo Wahab) dan penyelidik independen lain yang curiga ada yang tidak beres atas kecelakaan itu Patricia Turner (Hannah Alrasyid).
Selain itu dia juga menghadapi hujatan dari Dita (Marsya Timothy) karena seharusnya suaminya duduk di kursi itu? Hingga sepekulan Youtuber (Viola George) yang sempat menyebut pesawat itu dibom dan pelakunya mungkin Rawa.
Kehadiran cameo ini penting karena menjadi kritik betapa kacaunya negeri ini-juga sebetulnya terjadi di negara lain-suatu tragedi dibuat biasa karena pernyataannya dari para konten kreator, Youtuber atau TikTok yang kerap tanpa validasi.
Padahal kondisi fisik Rawa sudah babak belur, mandi juga tertatih-tatih  dan ditopang ibunya Shintha (Meriam Bellina) dan dia mau saja jalan ngesot untuk memenuhi keinginan Dita menemui Mukhsin (Ayez Kassar) yang kehilangan tiga anak, menantu dan cucunya yang tinggal di gang.
Selain itu dia juga mendapat simpati dari Zahra (Adhisty Zara) putri dari Pilot Dirga (Tora Sudiro) dan ibunya Damianti (Marcella Zallianty).
Lewat penelidikan KNKT, rekonstruksi, ingatan Rawa-digambarkan kilas balik-penonton mendapatkan jawaban apa yang tejadi. Â Hanya saja bagaimana para tokohnya, Rawa, Dita, Zahra pasca kecelakaan, apakah bisa berdamai atau endingnya menjadi hal yang mengejutkan karena terungkap fakta apa yang terjadi yang justru bukan pada peristiwa kecelakaan itu.
Cara bertuturnya  sang sutradara Mouly Surya tidak terburu-buru mengungkap adegan demi adegan  hingga saya menyegarkan ingatan saya pada setiap peristiwa kecelakaan pesawat terbang hingga sebagai penonton mendapat suguhan film dengan cerita yang lebih fresh dan  mendapatkan kedalaman. Â
Adegan miris ketika Rawa merangkak  dari kursi dan melihat anak kecil yang tadinya melambaikan tangan di pesawat masih melihat dia dengan mata mengiba di balik reruntuhan kursi.
Hingga kegalauan dia mengetahui ibunya mendapat uang Rp2 miliar sebagai ganti rugi, selain rumah sakit, sementara keluarga penumpang lain jauh di  bawah itu?  Itu juga kritik apakah segala sesuatu di negeri ini bisa diselesaikan dengan uang?
Begitu juga dengan Zahra yang tidur dengan alas seragam pilotnya ayahnya di ranjang dan adegan intim dengan Rawa sebagai pelampiasan rasa dukanya di mobil begitu menyayat dan humanis, membuat air mata menetes.Â
Tiga tokoh utamanya menampilkan akting yang piawai. Â Nicholas Saputra memainkan karakter Rawa dengan baik emosi yang ada tempatnya, memukul-mukul kursi karena tidak berdaya kakinya pincang hingga memeluk Zahra sambil bertangisan dalam beberapa adegan.
Tentu saja Adhisty Zahra yang mengubah penampilannya jadi Gen Z yang galau dengan rambut dan tindik hidung, serta kedekatanna dengan Rawa juga karena dia mahasiswa Teknologi Informasi.
Bagi saya Adhisty Zara sudah mampu jadi bunglon, sejak jadi Dara Yurika di dalam film "Dua Garis Biru", Disa dalam "Dilan 1990" dan "Mileas, Suara dari Dilan", "Keluarga Cemara" sebagai Euis, jadi Riani, superhero "slengean" dalam Virgo and The Sparkling dan mini series The Virgin, itu yang saya tonton. Masih banyak lagi filmnya, yang belum sempat saya saksikan.
Adegan dia membawa Rawa dugem di club malam  hingga bertemu mantannya menjadi menegangkan. Apakah Rawa yang berjalan dengan kruk akan dipukul mantan  pacarnya?  Namun chemistry dua bintang dari generasi milenial dan generasi Z menurut saya  luar biasa dan sangat manusiawi. Bisa terjadi di dunia nyata? Oh, bisa beda dua generasi pun bisa kalau disatukan satu pertistiwa yang kuat.Â
Kalau Marsha Timothy  saya tidak terlalu terkejut emosinya bak roller coaster. Percakapan Dita  dengan Rawa di mobil menarik, seberapa banyak followermu, kalau mau memviralkan kasus? Tanya Rawa. Saya nggak punya medsos. Kalau Anda? Sebelum ada kecelakaan follower  saya hanya 200 , itu juga teman SMA dan kuliah, tetapi setelah kecelakaan jadi 5.000. Itu juga mengkritisi betapa pentingnya follower di dunia digital ini.  Adegan itu berakhir ketika emosi Dita meledak ketika mobilnya diserempet motor dan keluar menemui polisi.
"Tukar Takdir" menawarkan sesuatu yang beda di tengah maraknya film horor dan drama remaja melankolis. Kritiknya penampilan para pendukung lain yang biasa saja , kecuali Sang CEO Â Dimas (Roy Sungkono) yang lewat berapa adegan cukup menggambarkan siapa dia. Apakah bisa menjadi gambaran di dunia nyata? Â Nah, itu dia yang menarik dari "Tukar Takdir".
Irvan Sjafari
Sumber Foto: https://www.tix.id/tukar-takdir-selamat-yang-menjadi-beban/Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI