Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rizki Rahma Nurwahyuni, Kartini Muda Pelestari Wayang Kulit

6 Mei 2025   16:36 Diperbarui: 7 Mei 2025   18:37 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizky Rahma Nurwahyuni-Foto: Dokumentasi Pribadi 

Siapa bilang perempuan dari generasi milenial (bahkan generasi Z dan mungkin juga dari generasi Alpha) melupakan seni tradisional seperti wayang kulit. Bukan hanya menggemari tetapi juga menjadi dalangnya.

Ketika teman-teman sebayanya lebih memilih tenggelam dalam hingar bingar seni populer dari Amerika atau Korea, Rizky Rahma Nurwahyuni dari Bantul, Yogyakarta memilih untuk mengikuti jejak ayahnya, seorang pedalang. Sementara kakeknya seorang pemain ketoprak.

Rizky Rahma Nurwahyuni boleh dibilang Kartini Muda Pelestari Wayang Kulit. Dia punya cita-cita agar wayang kulit tidak punah, apalagi sampai diklaim oleh negara lain sebagai budayanya.

"Saya memang belajar dari Bapak di rumah. Waktu kecil kami sekeluarga menyaksikan Bapak mentas. Sewaktu duduk di kelas tiga SD saya ikut lomba dalang tingkat se-Kabupaten Bantul sekitar 2003 atau 2004," kata Sarjana Pendidikan Kimia Universitas Negeri Yogyakarta ini ketika saya hubungi, 6 Mei 2025.

Lakon yang diambil Rizky bertajuk Wahyu Cakraningrat dengan durasi 10-15 menit. Selanjutnya Rizky dan akakaknya ikut ayahnya mentas pada momen paara acara.

Pada Januari 2025, Diajeng Berbakat Jogjakarta 2018 ini ikut Bapak mentas wayang kulit di Labuhan Merapi, kegiatan adat Yogyaarta untuk mengcuapkan rasa syukur kepada Tuhan.

Yang paling berkesan ialah ketika pada Februari 2025 ada proyek tahunan dengan sebuah SD Jakarta yang melakukan tur ke Yogyakarta. Rizky mengisi mini workshop anak SD belajar wayang kulit.

"Sebetulnya semua kegiatan ketika saya jadi dalang wayang kulit itu seru. Tapi saya suka dengan audiens anak-anak. Mereka antusias ketika saya mengajarkan wayang kulit, mereka praktik secara langsung dengan dengan bahasa mereka. 

Jangka waktu anak-anak panjang hingga mereka tertarik melestarikan wayang kulit," tutur Runer Up 1 Putri Indonesia DIY Yogyakarta ini.

Menurut Rizky tidak ada bedanya antara dalang perempuan sama laki-laki. Namun tidak dipungkiri ada perbedaan suara dan tenaga, serta masyarakat dengan dalang perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun