Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Qodrat 2: Universe Eksotis hingga Acha Septriasa Luar Biasa

7 April 2025   21:12 Diperbarui: 7 April 2025   21:12 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan dalam Qodrat 2-Dumber Foto: https://jaff-filmfest.org/id/qodrat-2/

Film bertema pengusiran setan yang merasuk raga manusia pertama kali menjadi populer dengan hadirnya film Hollywood bertajuk The Exorcist pada 1973. Petarungan antara pastur dengan iblis yang merasuk tubuh manusia dengan ritual,komplit dengan pemujanya yang dituding dari paganisme.

The Exorcist menjadi inspirasi sebagai film horor Amerika, menjadi universe sendiri dari berbagai sineas hingga menjadi pop art tersendiri.  Sosok iblis dalam diri manusia itu kemudian bervariasi dalam bentuk anak kecil seperti dalam The Omen (1976).

Indonesia punya tradisi pengobatan Islam melawan gangguan jin, sihir  yang disebut rukiah yang diangkat ke layar lebar, salah satu di antaranya adalah Qodrat (2022) produksi Rapi Films dan Magma Entertainment dengan sutradara Charles Gozali.  Pada 2025 ini produser dan sutradara yang sama menghadirkan Qodrat 2.

Pertanyaannya, apakah Qodrat dan Qodrat 2 tergolong film bergenre horor? Iya, tetapi keduanya lebih tepat tergolong bergenre fantasi karena menghadirkan sosok superhero bernama Qodrat yang tidak saja punya kemampuan rukiah, tetapi juga mampu bertarung.  Lawannya bukan hanya sosok setan, tetapi juga kelompok pendukungnya.

Yang menarik Qodrat maupun Qodrat 2 tidak menyebut setting tempatnya sebagai Indonesia-walaupun itu pasti Indonesia-juga waktu kejadian saya kira pada 1970-an atau 1980-an awal dilihat dari kendaraan bermotor  yang digunakan, bangunan-bangunan,  telepon analog, pakaian, hingga menimbulkan kesan eksotis, antik, muram, kusam dengan dominasi warna sepia seperti mengajak penonton memasuki universe sendiri.

Fantasi yang diciptakan Charles Gozali dan timnya, mengingatkan saya pada film Kala (2007) karya Joko Anwar yang juga menghadirkan universe sendiri yang suram dan menakutkan dengan warna sepia, serta berbau supranatural. Ada yang mengkategorikan film ini sebagai film noir karena kental dengan dunia kriminal.  Namun Kala juga film fantasi.

Apakah Qodrat dan Qodrat 2 adalah film noir, memenuhi sebagian kriteria, terutama dalam sinematografinya. Keduanya juga mengandung unsur kriminal.  Bukankah dalam Qodrat ada Jaffar besekutu dengan setan menawarkan jasa rukiah tetapi juga mengambil warganya?

Sementara dalam Qodrat 2, ada pemilik pabrik benang yang bukan saja menindas buruhnya yang semuanya perempuan, tetapi jugatega menjadikan buruhnya tumbal jin. Jadi lawan Ustad Qodrat setan berbentuk jin dan setan dalam diri manusia.

 Dalam Qodrat, Sang Ustad (Vino G Bastian) gagal melakukan rukiah terhadap anaknya sendiri Alif.  Kemudian dia kembali ke pesantennya tempatnya dulu menimba ilmu, namun di sana dia menghadapi persekutuan manusia dan setan yang melibatkan orang pesantren sendiri.  Qodrat tentu bisa mengalahkan mereka.

Nah, di Qodrat 2 ini Sang Ustad setelah meninggal anaknya mencari keberadaan istrinya Azizah (Acha Septriasa)  yang ternyata bekerja di sebuah pabrik, karena mengira suaminya sudah meninggal. Dibantu Sukardi (Donny Alamsyah), yang juga mencari istrinya, Qodrat kemudian melawan persekutuan jahat di pabrik itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun