Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Puntung Rokok, Jahanam Kecil Penebar Racun di Lingkungan

28 Februari 2024   10:51 Diperbarui: 28 Februari 2024   11:03 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puntung rokok-Foto: https://citarumharum.jabarprov.go.id/puntung-rokok-kecil-berbahaya

"Padahal arti yang benar adalah  tanggungjawab perusahaan terhadap dampak dan keputusan yang dilakukan pada masyarakat dan lingkungan. Tujuan CSR berkontribusi bertanggungjawab pada pembangunan berkelanjutan," ujar Jalal.

Jalal mengutip penelitian yang dilakukan Maria Zafeiridou dan kawan-kawan dalam Jurnal Enviromental Science and Technology pada 2018   mengungkapkan total bahan masukan untuk produksi global enam triliun batang rokok pada 2014 menghabiskan  27,2 juta ton material.

Selain itu enam triliun batang rokok itu menghabiskan   energi melebihi 62 juta juta joule dan memakai 2,5 juta hektar lahan.

Peneliti lainnya Guru Besar Ilmu Lingkungan Imperial College London Nick Voulvoulis menghitung jika orang merokok 20 batang sehari selama 50 tahun, dampaknya seperti mengonsumsi 1,4 juta liter air, 3.200 meter persegi tanah, menghasilkan 5,1 ton CO2.

Bagaimana seharusnya tanggungjawab sosial industri rokok? Jalal mencontohkan San Fransisco punya perhitungan 2022, setiap  satu bungkus rokok dikenakan cukai tambahan sekitar buat Rp15.500 lebih dari 1 dolar hanya  untuk mengurus sampah.   Sementara cukai di Indonesia tidak memperhitungkan hal itu. 

Cukai rokok di Indonesia tidak sebanding kerugian akibat rokok. Ketika konsumen rokok menghasilkan cukai Rp139,5 triliun, maka kerugian yang dialami dari segi biaya kesehatan  hampir Rp600 triliun  menurut Balitbang Kementerian Kesehatan pada 2015. Penyakit terkait rokok berkontribusi menyebabkan defisit  keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

"Kerugian ini ditambah kerugian lingkungan Harusnya industri rokok  menanggung semua itu," pungkas Jalal.

Riset: Puntung Rokok Polusi Plastik Beracun

Riset dari The Conversation dari mengungkapkan   keberhasilan" bisnis rokok di negeri ini terlihat dari meningkatnya persentase jumlah perokok di kalangan anak-anak dan remaja.

Indikasinya, antara 1995 sampai 2013, perokok berusia 10-14 tahun meningkat dari 0,5% menjadi 4,8% dan perokok berusia 15-19 tahun meningkat dari 13,7% menjadi 37,3%. Prevalensi perokok aktif di perdesaan berjumlah dua kali di perkotaan. 

Ocean Care menyebutkan puntung rokok adalah salah satu bentuk polusi plastik beracun yang terus-menerus. Sampah ini tersebar di lingkungan, mereka tidak terurai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun