Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dampak Minuman Berpemanis, Aktivitas Fisik Tidak Cukup Tangkal Risiko Kardiovaskular

12 Februari 2024   10:26 Diperbarui: 12 Februari 2024   11:01 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: scripps.org

Minuman berpemanis terbukti memberikan kontribusi terhadap masalah gangguan kesehatan diabetes,o besitas hingga kardiovaskular, tetap menjadi favorit di AS bahkan Indonesia. Aktivitas fisik tidak bisa menyelamatkan dari risiko untuk penyakit kardiovaskular. 

Berapa banyak gula secara normal untuk minuman teh atau kopi Anda setiap pagi? Situs Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard menuturkan dalam satu sendok teh menampung 4,2 gram gula pasir.  Badan kesehatan dunia WHO menyebutkan angka 4 gram gula.

Nah, bayangkan kalau Anda mengonsumsi minuman dengan gula 7 hingga 10 sendok teh.  Jumlah itu setara dengan 28 hingga 50 gram gula. Jumlah gula inilah yang menurut situs Universitas Harvard itu yang Anda dapatkan dalam sebotol atau sekaleng minuman berpemanis (seperti sekaleng minuman soda).

Sebagai catatan WHO hanya merekomendasikan angka 50 gram gula per orang atau per hari. Lebih dari itu,bersiap hadapi risiko tertentu berupa gangguan kesehatan, seperti diabetes, obesitas hingga gangguan pada jantung.  

Lalu ada yang menyebut, kan bisa melakukan aktivitas fisik agar membakar gula dan sekaligus juga menjaga kesehatan jantung.

Namun penelitian terbaru dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard  yang dipublikan pada 9 Februari 2024 lalu, menyebutkan aktivitas fisik mingguan selama 150 menit tidak cukup untuk menangkal risiko terkena penyakit kardiovaskular.

Jean-Philippe Drouin-Chartier, profesor di Fakultas Farmasi Universit Laval, adalah salah satu penulisnya mengungkapkan timnya menguji hipotesis strategi pemasaran minuman ini seringkali menunjukkan orang-orang yang aktif mengonsumsi minuman berpemanis.  

Untuk penelitian ini, para ilmuwan menggunakan dua kelompok yang berjumlah sekitar 100.000 orang dewasa, yang diikuti selama sekitar 30 tahun.

Data menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi minuman manis lebih dari dua kali seminggu memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular, terlepas dari tingkat aktivitas fisiknya.

"Aktivitas fisik mengurangi risiko penyakit kardiovaskular yang terkait dengan minuman manis hingga setengahnya, namun tidak sepenuhnya menghilangkannya," kata Drouin-Chartier dalam situs Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun