Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aksara di Tanah Cimindi

17 Oktober 2023   14:50 Diperbarui: 18 Oktober 2023   20:57 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Perpustakaan  Akasara di Desa Cimindi-Foto: Dokumentasi Perpustakaan Akasara

Perpustakaan Aksara di Desa Cimindi  menjadi contoh yang baik menumbuhkan minat literasi.  Kunjungan bisa mencapai ratusan orang, padahal populasi desa itu sekitar4.200 jiwa. Minat ini menimbulkan tanda tanya benar nggak sih bahwa minat baca orang Indonesia rendah?

UNESCO mengungkapkan  Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma satu orang yang rajin membaca.

Sementara riset berbeda bertajuk World's Most Literate Nations Ranked dari Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Namun pantauan saya dan rekan saya Widya Yustina menampik hal itu. Sebetulnya angka 1.000: 1 belum tentu benar.  Di tingkat perdesaan minat baca itu cukup besar, terutama di kalangan anak-anak. Berikut kisah  rekan saya Widya Yustina tentang pengalamananya memimpin Perpustakaan  Akasara di Desa Cimindi, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Aksara di Tanah Cimindi

Cahaya pagi menerobos melalui celah jendela, menimpa deretan buku-buku yang tersusun rapi di rak Perpustakaan Aksara. Warna-warni sampul buku terlihat berkilau, rangkaian kalimat yang tersusun dalam judul menjadi semacam daya magis untuk membuka  halaman pertama. Lembar demi lembar halaman buku menghadirkan beragam kisah menarik, baik fiksi maupun non fiksi.

Buku-buku berisi kisah inspiratif tokoh-tokoh nasional yang dapat menumbuhkan semangat nasionalisme bangsa. Koleksi buku keterampilan yang umumnya menarik hati para ibu rumah tangga atau buku cerita anak yang menjadi kesukaan murid-murid sekolah. Semuanya ada di Perpustakaan Aksara.

Terdengar suara pintu diketuk, ucapan salam tertutur dari siswa-siswi dengan wajah semringah, bergegas masuk menuju rak-rak buku setelah sebelumnya mengisi buku tamu. Pemandangan semacam ini sebelumnya tidak pernah terjadi di Desa Cimindi, Kecamatan Cigugur, Pangandaran. Keberadaan Perpustakaan Desa merupakan sebuah hal baru di Desa Cimindi. Kebiasaan membaca bukanlah suatu kebiasaan yang tumbuh begitu saja. Maka tak heran, kehadiran perpustakaan menciptakan nuansa baru di wilayah lingkup warga, terutama di kalangan anak-anak.

Siswa-siswi tampak begitu antusias mendatangi perpustakaan terutama pada saat jam istirahat sekolah. Mereka sibuk memilah dan memilih buku untuk untuk dibaca. Yang menjadi favorit biasanya buku cerita bergambar, kisah-kisah sahabat Nabi, buku puisi serta pantun dan lainnya. Diawali doa, kegiatan membaca bersama pun dimulai. Setelah itu, saling bertukar cerita tentang buku yang dibaca. Ada yang terlihat gugup malu-malu, ada juga yang penuh antusias berani menceritakan ulang kisah yang dibacanya.

Agar tidak bosan, terdapat aktivitas lain yang dapat dilakukan selama berkunjung ke Perpustakaan Aksara. Misalnya menulis, menggambar, mewarnai, hingga belajar istilah-istilah baru dalam bahasa asing. Meski terkadang sulit dilafalkan, tetap tak mengurangi semangat. Tak hanya itu, sebuah grup kecil terbentuk untuk berlatih menulis puisi. Kegiatan itu dilaksanakan di sela-sela jam istirahat sekolah dan berlanjut hingga keesokan harinya.

Potensi Literasi

Sungguh tidak disangka, siswa-siswi yang awal mulanya terlihat malu-malu hanya berdiri di depan pintu, dan lari terbirit-birit ketika disapa. Memiliki bakat dan potensi dalam literasi. Puisi yang mereka tulis sungguh menyentuh hati, kemudian dibaca bergiliran dihapadan teman-teman, untuk saling mendapat apresiasi. Di kesempatan lain, rombongan siswa ingin menulis dan membacakan pantun. Berbekal buku yang dibaca di Perpustakaan Aksara, semangat belajar mereka kian terdorong untuk berkreasi, berani tampil berpantun ria jenaka.

Diskusi tentang hewan purba Foto; Perpustakaan Akasara
Diskusi tentang hewan purba Foto; Perpustakaan Akasara

Yang tak kalah menambah keseruan adalah berdiskusi bersama. Buku yang mereka pilih adalah majalah edisi hewan purba. Dengan mata berbinar-binar mereka menerka-nerka kapan dan bagaimana hewan-hewan purba itu hidup di masa lalu. Lidah rasanya seperti keseleo ketika hendak mengucapkan nama-nama unik hewan purba tersebut.

"Bu, dinosaurus setinggi pohon kelapa ya bu?" tanya salah seorang siswa.

"Bu, aku mau coba naik dinosaurus," ujar siswa lainnya. Seketika gelak tawa memenuhi ruangan. Setiap hari menjadi pengalaman menyenangkan belajar dan bermain di Perpustakaan Aksara.

Ibu-ibu PKK sebagai Pengunjung 

Pada kesempatan yang lain, rombongan ibu-ibu PKK juga turut hadir menyambangi perpustakaan. Mereka mencari informasi seputar Kesehatan reproduksi Wanita yakni kanker serviks yang telah menjadi salah satu penyebab utama paling tinggi tingkat kasus kematian Perempuan Indonesia.

Terdapat satu kasus kematian akibat kanker serviks di Desa Cimindi yang berdampak cukup signifikan. Pemeriksaan iva test secara berkala rupanya turut mendorong rasa keingintahuan para ibu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Beruntung, keberadaan koleksi buku perpustakaan untuk cakupan lingkup warga, terbilang cukup lengkap. Sehingga, mampu menuntaskan rasa keingintahuan para ibu gesit dan aktif ini.

Perlahan tapi nyata, perpustakaan desa yang berada di bawah naungan Perpusda Pangandaran ini mulai memberikan sumbangsih serta kontribusi dalam kehidupan Masyarakat. Jalinan kerja sama pihak pengelola perpustakaan dengan tokoh pendidik setempat terjalin dengan sangat baik. Setiap hari setidaknya belasan siswa siswi hadir berkunjung ke Perpustakaan Aksara.

Dalam sebulan, pernah mencapai hingga ratusan pengunjung meski banyak didominasi oleh anak-anak. Hal ini menjadi pertanda awal baik dalam menciptakan generasi bangsa yang melek literasi. Namun demikian, upaya berkelanjutan tetap dibutuhkan untuk membina dan mengembangkan minat literasi secara merata di kalangan warga.

Irvan Sjafari, Widya Yustina (Bagian Pertama dari Tiga Tulisan). 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun