Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Amazon Alami Kekeringan Terburuk, Lebih Seratus Lumba-lumba Mati

3 Oktober 2023   11:27 Diperbarui: 3 Oktober 2023   22:04 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ihttps://wtop.com/world/2023/10/more-than-100-dolphins-dead-in-amazon-as-water-hits-102-degrees-fahrenheit/nput sumber gambar

Kekeringan ekstrem hantam Amazon membuat seratusan lumba-lumba mati.  Hewan ini menjadi indikator potensi bencana ekologis.

Perubahan iklim dan pemanasan global menunjukkan keganasannya.  Di satu sisi musim panas ekstrem membuat hutan di Kanada, Yunani, Spanyol, bahkan sebuah kota Hawaii terbakar dengan skala luas, sementara di bagian dunia lain supertopan dan banjir bandang memporakporandakan pemukiman.

Panas ekstrem membuat September berlalu dan memasuki Oktober di Brazil tidak ceria. Otoritas dan warga setempat menemukan lebih dari seratus lumba-lumba mati mengenaskan di wilayah Amazon imbas dari kekeringan terburuk sepanjang sejarah wilayah tersebut.

Suhu air yang mencapai rekor tertinggi yang di beberapa tempat bahkan melebihi 102 derajat Fahrenheit atau sekitar 39 derajat Celcius. Menurut Institut Mamirau, sebuah fasilitas penelitian yang didanai oleh Kementerian Ilmu Pengetahuan Brasil  seemua lumba-lumba mati  menghuni Danau Tef selama tujuh hari terakhir.

Lembaga tersebut mengatakan tingginya jumlah kematian tersebut merupakan hal yang tidak biasa dan memperkirakan suhu danau yang mencapai rekor tertinggi serta kekeringan bersejarah di Amazon mungkin menjadi penyebabnya.

Berita ini kemungkinan akan menambah kekhawatiran para ilmuwan iklim atas dampak aktivitas manusia dan kekeringan ekstrem terhadap wilayah tersebut. Meskipun demikianlembaga  tersebut menyatakan masih terlalu dini untuk menentukan penyebab kejadian ekstrem ini.

Sungai Amazon, saluran air terbesar di dunia, saat ini sedang memasuki musim kemarau, dan beberapa spesimen fauna sungai juga mengalami suhu yang mencapai rekor tertinggi.

CNN Brazil melaporkan para peneliti dan aktivis mencoba menyelamatkan lumba-lumba yang masih hidup dengan memindahkan mereka dari laguna dan kolam di pinggiran sungai ke bagian utama sungai yang airnya lebih dingin.  Namun operasi tersebut tidak mudah karena letaknya yang terpencil.

"Memindahkan lumba-lumba sungai ke sungai lain tidaklah aman karena penting untuk memverifikasi apakah ada racun atau virus, sebelum melepaskan hewan tersebut ke alam liar," Andr Coelho, peneliti di Institut Mamiraua, mengatakan kepada CNN Brasil.

Dampak Lain

Kekeringan di Amazon juga berdampak pada perekonomian. Laporan menyebutkan ketinggian air di bawah rata-rata   di 59 kota di Negara Bagian Amazonas, sehingga menghambat aktivitas transportasi dan penangkapan ikan di sungai. Kekeringan parah yang mungkin berdampak pada sekitar 500.000 orang pada akhir tahun ini.

Pihak berwenang seperti dilansir dari AP News  memperkirakan akan terjadi kekeringan yang lebih akut dalam beberapa minggu ke depan, yang dapat mengakibatkan kematian lumba-lumba lebih lanjut.

Lumba-lumba, yang dikenal sebagai boto di Amazon, sering dianggap sebagai indikator kesehatan sungai. Makhluk ini memakan piranha dan berwarna merah jambu atau abu-abu. Mereka memegang status semi-mitologis dalam budaya tradisional dan diklasifikasikan sebagai terancam punah oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam. Mereka adalah satu dari enam spesies lumba-lumba air tawar yang tersisa di dunia. Oleh karena itu, menurut situs  Bnn Network kematian massal mereka dapat menandakan potensi bencana ekologis.  

Menurut Otoritas Pelabuhan Manaus, yang memantau ketinggian air, ketinggian air sungai berada pada 16,7 meter (55 kaki) pada hari Selasa, 27 September sekitar enam meter (20 kaki) di bawah ketinggian air pada hari yang sama tahun lalu. Ketinggian air terendah tercatat pada 24 Oktober 2010, ketika ketinggian air sungai turun menjadi 13,6 meter (sekitar 45 kaki).

Kekeringan diperkirakan akan berlangsung lebih lama dan lebih intens karena fenomena iklim El Nio yang menghambat pembentukan awan hujan, kata otoritas pertahanan sipil.

Perubahan iklim memperburuk kekeringan dengan menjadikannya lebih sering, lebih lama, dan lebih parah. Temperatur yang lebih hangat meningkatkan penguapan, yang mengurangi air permukaan dan mengeringkan tanah dan tumbuh-tumbuhan.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun