Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humor Artikel Utama

Kang Ibing dan De'Kabayan, Orisinal dan Tak Tergantikan

4 Oktober 2021   00:06 Diperbarui: 4 Oktober 2021   12:45 4691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
De'Kabayan sumber foto: Dokumen Indonesia Film Center

Suryana Fatah alias Koh Holiang, karakter etnis Tionghoa yang tak mau kalah, yang sebetulnya karakter stereotype. Namun aslinya pria kelahiran Lales, Garut 1920, berdarah Sunda.

Personel lainnya ualah Wawa Sofyan (bernama asli Sofyan Hanggono) memainkan karakter mas Sastro menjadi kaum abangan Jawa yang sedikit pongah, terakhir ada Ujang lagi-lagi orang Sunda yang sekadar pelengkap dan pemberi umpan lucu, tidak terlalu saya kenal.

Dalam kaset "Kang Maman Mencari Gadis Jujur", yang rekamannya bisa ditemukan di Youtube Diceritakan Kang Maman(Kang Ibing) menemui tukang becak menyebut dirinya Kang Maman, menegur: Permisi, selamat siang Om! Tukang (Aom Kusman) becaknya bingung dipanggil Om. Lalu Kang Maman berkata: "Maaf, saya mau minta tolong! Saya dari kampung. Saya baru sekali ke kota. Minta tolong pacar saya hilang." 

Tukang Becak: "Laporan kehilangan sama polisi, bukan sama tukang becak". Lalu diulang lagi, saya datang dari kampung, minta tolong, laporan pacar saya hilang!" 

Baru kemudian dijelaskan paarnya kabur ke kota dan Kang Maman mau mencari pacarnya. Pacar saya di mana? Tukang becak: "Saya nggak tahu! Kang Maman: "Saya juga nggak tahu!"

Kira-kira demikian karakter lawakannya.

Kang Ibing-Foto: Kompas.com 
Kang Ibing-Foto: Kompas.com 

Selain terjun ke dunia lawak Kang Ibing juga berperan dalam sejumlah film, di antaranya "Si Kabayan" (1975), "Ateng The Godfather" (1976), "Bang Kojak" (1977), "Si Kabayan dan Gadis Kota" (1989), "Boss Carmad" (1990), "Komar Si Glen Kemon Mudik" (1990), "Warisan Terlarang" (1990)

Komedian legendaris ini menutup mata pada 19 Agustus 2010 dan saya mencatatkan karakter Kang Maman yang diperankan Kang Ibing hingga saat ini orisinal dan tidak tergantikan. Selain itu dia sudah menjadi bagian dari sejarah sosial era 1970-an hingga 1980-an, di mana masih ada becak, citra orang desa yang lugu, datang ke kota seperti sesuatu yang "wah!". 

Tentunya citra ini sudah berubah dan hanya "milik" masa itu. Saya kira sudah tidak tepat lagi menggambarkan orang desa dengan kambing dan baju lusuh dan masih ada sinetron Indonesia yang menggambarkan seolah orang dea seperti di era sebelum 2000. Padahal sudah banyak orang desa mengakses teknologi ponsel cerdas, kecuali kawasan tertentu.

Kedua saya menempatkan, Kang Ibing dan deKabayan-nya ada benang merahnya dengan sejarah keberadaan komedian di Kota Bandung. Gelombang pertama dimulai saya kira dimulai dekade terakhir 1950-an hingga awal 1960-an dan didorong adanya event "Gema, Gelak dan Gaya" (3 G) yang biasa digelar di Bioskop Nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun