Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Miles Film 25 Tahun: Inovator, Motivator, Kolaborator

27 Oktober 2020   20:45 Diperbarui: 27 Oktober 2020   20:54 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Foto:Instagram/Picuki Miles Film.

Satu-satunya kritik saya sependapat dengan Leila Chuoiri dari Tempo agak sulit menerima alasan Yudha mendamparkan anak sendiri ke tempat yatim piatu.  Kalau saya pribadi mengalami hal itu, paling satu atau dua tahun, sudah itu ambil kembali.

Tiga Hari Selamanya: Munculnya "Road Movie"

Tiga Hari Selamanya (saya menonton 30 Mei 2007, press screening)  merupakan cara Miles memberi intepretasi soal dunia pos adolensce seklagus menjadi pelopor film road movie di era 2000-an. Dua tokoh Yusuf (Nicholas Saputra) dan Ambar (Adinia Wirasti) sepupuan mewakili  mereka berusia 20 tahunan, melakukan perjalanan dari Jakarta hingga Yogyakarta untuk menghadiri pernikahan kakak Ambar.

Dalam perjalanan film ini mengungkapkan, soal hubungan seks di luar nikah, ngeganja, mabuk tidak lagi dilihat hitam putih.

Ambar adalah gambaran ekstrem kaum coming age perkotaan Indonesia ketika kakaknya ditekan menikah karene ke-geb ML, Ambar menentang, tetapi tidak bisa mencegah. Yusuf digambarkan tidak terlalu liberal, masih berpegang pada tradisi.  Pada akhirnya mereka justru melakukan hubungan incest.

Kekuatan film ini selain gambar-gambar yang bagus dan harusnya begitu film road movie, juga dikaitkan dengan isu aktual, seperti gempa di Yogyakarta,

Riri Riza mengakhiri film ini dengan ending bagus, Yusuf dan Ambar bertemu lagi setelah sembilan bulan.  Yusuf sudah punya pacar dan Ambar baru pulang kuliah dari Inggris. Mereka hanya saling bertatapan dan menegur, seolah-olah hubungan seks berapa bulan sebelumnya bukan apa-apa.

"Gambaran Indonesia dewasa ini, eksotisme, erorisme dari budaya tradisional, sensibilitas desa, konservatisme, hipokrit dalam pandangan yang tidak menghakimi.." tulis Variety Asia (2007).

Riri Reza berani keluar dari mainstream film Indonesia dan cara mengakhiri film ini mengingatkan pada film Eropa. Kalau pola India (Bollywood) yang diambil, maka harusnya Yusuf dan Ambar jadian.

Garasi: Munculnya Sebuah Band Rock

Garasi yang dirilis pada 19 Januari 2006 (saya menonton di Cinere 21, tiga hari setelh rilis pukul 15:00)) merupakan  terobosan lain yang dilakukan Miles tentang tiga anak muda Bandung, yaitu Aga (Fedi Nuril), Gaia (Aiu Ratna) dan Awas (Aris Budiman) yang membentuk band indie bernama Garasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun