Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Miles Film 25 Tahun: Inovator, Motivator, Kolaborator

27 Oktober 2020   20:45 Diperbarui: 27 Oktober 2020   20:54 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Foto:Instagram/Picuki Miles Film.

Saya nggak membahas detail film Gie, karen sudah pernah berkali-kali saya tulis, tetapi Gie adalah film Miles pertama yang menjadi inspirasi saya  dan punya pengaruh emosional.  Mungkin karena jurusan sejarah dan saya setuju dengan intepretasi Miles.  

Saya nggak membahas lebih lanjut film ini. Namun saya akan membahas beberapa film Miles yang tidak terlalu sukses dari jumlah penonton, namun memberikan dampak lain seperti halnya Gie.

Untuk Rena: Debutan Maudy Ayunda 

Pada 20 Oktober 2005 jm 19:15 di Gading 21,  saya kembali menonton film anak-anak karya Miles bertajuk Untuk Rena, yang nuansa berbeda dengan Petualangan Sherina. Kesan saya yang pertama naluri species manusia berkeluarga bukan hanya sekadar hubungan seks seperti pada species hewan. Mungkin ada manusia, baik laki-laki maupun perempuan soliter, tetapi di dalam hatinya ada keinginan untuk berkeluarga. Manusia adalah mahluk sosial.

Yudha (Surya Saputra) gamang untuk memelihara anak perempuannya yang tersisa setelah kecelakaan besar menimpa keluarganya.  Rena (Maudy Ayunda) anak itu dititipkan ke panti asuhan bernama Rumah Matahari yang dikelola kerabatnya.  Suatu ketika dia ingin mengambil kembali Rena.

Persoalannya Rena juga punya "Keluarga" yang sulit dipisahkan, yaitu teman-teman pantinya.  Rena punya peluit yang selalu digantungkan di lehernya, tandanya dia diangkat sebagai pemimpin geng di rumah panti itu.  Kemudian Rena mengetahui ayah kandungnya  meninggalkannya di panti asuhan.

Konflik ayah-anak ini diselamatkan oleh seorang tukang cerita dari Aceh yang menyadarkan Rena betapa bahagianya dia mengetahui ayahnya selamat dari bencana tsunami (Riri Reza, sang sutradara mengaitkan dengan isu kekinian).  Sementara di pihak lain, bos Yudha, seorang Jepang mengingatkan tentang kasih sayang pada anak.

Kelebihan film ini ialah pada lagunya mulai dari pembukaan "Rumah Matahari", hingga lagu dari grup Indie Bandung, Mocca, yang membuat saya jatuh hati band ini bertajuk "Hanya Satu" yang begitu menyentuh. 

Film ini merupakan debutan Maudy Ayunda di blantikan film Indonesia dan membuat Mocca lebih dikenal.  Terbukti Maudy Ayunda punya talenta dan Mocca menjadi band indie masih tetap kukuh hingga sekarang dengan genre swingnya.

Satu adegan favorit saya, pemberontakan Rena dinyatakan dengan menggantung baju yang dibelikan Yudha di atas menara air  mengisyaratkan kemarahannya, lalu mengurung diri di kamarnya.

Begitu juga ketika anak-anak yatim piatu melakukan "pemberontakan" mengusir calon orangtua angkat dengan melepas hamster. Mereka ingin tumbuh bersama dan tidak ingin dipisahkan. Origami, suasana ramadan memperkuat setting sosial film ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun