Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Guru Minda (6)

18 September 2020   18:18 Diperbarui: 18 September 2020   18:20 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Foto: Dunia.com

Mungkin juga keturunan mereka. Ada sekitar sepuluhan. Mereka saya tanya dari mana belajar salat. Katanya banyak orang di Kabandungan sudah begitu dan mereka diajarkan turun-temurun.

Apakah perjalanan menembus waktu bisa memungkinkan hal ini? Padahal peradaban Islam saja belum lahir.  Bisa jadi juga sejarah sudah berubah dan aku berada di dimensi pararel? Bisa jadi Bumi yang dikunjungi Teteh Mayang dulu adalah Bumi pararel?  Pening memikirkannya. 

Kenyataannya tatanan yang diciptakan Purbasari tak jauh beda dengan yang ada di Titanium, harmonis dan tidak saling menganggu. Aku heran dari mana bisa digiring kemari oleh sebuah mimpi, siapakah yang memberikan mimpi gadis bernama Purbasari ke dalam otakku?

Teknologi transfer mimpi sudah bisa dilakukan di koloni manusia Planet Titanium sesuai dengan permintaan, pakai alat yang dimasukan ke indera. Hanya saja bahannya dari perpustakaan virtual, film, video yang bisa diedit. Fungsinya untuk meredam mereka yang stres atau depresi atau hanya mencari hiburan. 

Alat transfer mimpi itu tidak besar, karena bisa dimuat di setengah kepala manusia. Jadi ketika mau tidur tinggal ditempelkan dan tidak boleh terlalu lama. Kalau tidak kuat, bisa kacau. Hasilnya efektif, walau belum tentu mimpi itu, bahkan ada sebagian saja bercampur unsur lain.

Nah, kalau ini transfer mimpi, bagaimana caranya dunia seperti ini didapat di perpustakaan virtual, bukankah zaman ini belum ada teknologi video?  Lalu bagaimana mengirim gambarnya? Bisa jadi campur tangan mahluk alien  yang kami sebut  Hiyang itu.

Malas juga, memikirkannya, aku terlelap dalam mimpi yang indah. Aku telah menikahi Purbasari dengan upacara yang sederhana saja. Yang menyaksikan hanya orang-orang dekatnya. Walaupun kami tidak bisa bercampur, karena fisik tidak memungkinkan. Tetapi aku memilih jalan ini, dengan segala konsekuensinya.

Setelah pernikahan, rakyat Cupu Mandalayu menghormatiku.  Sebetulnya tak ubahnya seperti Indrajaya ketika menjadi tunangan Purbararang. Dia awalnya bersikap baik, santuan pada Tapa Agung dan juga pejabat, namun dia kemudian dia dominan.

Apalagi setelah Nyi Ronde datang dan meracuni Purbasari dan kemudian memfitnah sebagai terkutuk, karena melangkahi kakaknya. Namun pengikut Purbasari melawan dan akhirnya tersingkir.

Cerita itu kudengar sedikit demi sedikit. Suatu malam Purbasari cerita bahwa ia sebetulnya pernah melihat pemuda tampan dari langit entah bagaimana. Dia lupa. Waktu masih di istana, ciri-ciri fisiknya seperti diriku sebelum bulu keparat ini muncul.  Aneh, apa ini karena mahluk alien bernama Hiyang menjodohkan kami untuk tujuan tertentu.

Hiyang sudah lama tidak mengontak aku. Mungkin karena dia ingin aku kenal lebih dalam dengan Purbasari secara alamiah.  Aku belum tahu takdir apa yang menimpaku.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun