Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Sarah dan Zaenab: Citra Perempuan "Hikayat Si Doel"

29 Januari 2020   00:01 Diperbarui: 29 Januari 2020   14:39 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang dialami Zaenab, juga bisa dihadapi perempuan di daerah lain yang masih kental memegang nilai lokalnya, tetapi ketika suaminya terdidik Barat dan ada pesaing yang budayanya berbeda, apakah bisa menerima atau menolak? Saya kira menolak dengan caranya.

Seandainya saja film pamungkas ini hadir pada awal 2000, di mana post modernis lewat karya fiksi mempengaruhi wacana di media (misalnya karya Dewi Lestari dengan Supernova-nya), termasuk saya, mungkin kalau Doel kembali ke Sarah itu keniscayaan dan sah-sah saja.

Soal moral adalah relatif. Tetapi sekarang kok, saya gelisah, ya? Mungkin melihat penganut lokal kerap kalah.

Dengan argumentasi ini. Saya adalah Tim Zaenab, Bukan spoiler loh, tetapi pilihan.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun