Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review “Adriana” Romantika Anak Muda Bernuansa Sejarah

31 Oktober 2013   18:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:46 3971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_298525" align="aligncenter" width="300" caption="Eva Celia dalam Adriana (Kredit foto Visi Lintas Films)"][/caption]

Judul Film:Adriana

Sutradara:Fajar Nugros

Bintang:Adipati Dolken, Kevin Julio, Eva Celia, Agus Kuncoro, Joshua Pandelaki

Rated:**

Malam semakin larut.Dua pemuda Mamen (Adipati Dolken) dan Sobar (Kevin Julio) harus menghindari kejaran beberapa bodyguard yang gusar karena Mamen dianggap mempermainkan anak kepala sebut saja sebuah kelompok preman.Mereka tersudut di sebuah bangunan yang terbengkalai. Lolos dengan cara masing-masing. Sobar berlari begitu ada kesempatan.Mamen menyamar menjadi pemulung dan berlalu di depan mobil si pengejar.

Opening scene bergaya thriller yang cantik dari Fajar Nugros dalam film yang saya kira bergenre komedi romantic berjudul Adriana. Cerita bergulir.Mamen kembali menjadi anak pemilik kos-kosan, perilaku playboy dan kuliah tidak pernah selesai.Sementara Sobar adalah asisten dosen jurusan sejarah yang nyambi kerja di sebuah kios buku langka kepunyaan Pak Soleh (Joshua Pandelaki) dan anaknya Ayu (Assila Amelia).Adegan di toko buku menarik juga meperkuat sosok Mamen, di papan ada foto Mamen dicari . Rupanya Ayu juga sakit hati jadi korban Sang Play Boy.

Cerita bergulir.Mamen tiba-tiba datang menyamar dan mengabarkan di perpustakaan dia bertemu seorang gadis misteriusyang memberikannya teka-teki.Jika karpet itu berganti dua kali, aku akan menjumpaimu di tempat dua ular saling berlilitan pada tongkatnya, saat proklamasi dibacakan. Karena penasaran dan cara pertemuan denagn sosok gadis itu misterius, ia penasaran. Mamen kemudian minta bantuan Sobar memecahkan teka-teki yang berbau sejarah itu.Sobar menebak menebak proklamasi dibacakan pasti Hari Jum’at pukul 10.00 hanya saja tempatnya di mana? Ternyata dara jauh lebih cerdas daripada keduanya.

Teka-teki lain berdatangan dengan cara yang tak lazim. Keduanya hanya tahu gadis itu kemungkinan bernama Adriana (Eva Celia).Petualangan selanjutnya membawa Mamen dan Sobar mengupas selapis demi lapis sejarah kota Jakarta, berkaitan dengan Adriana van den Bosch putri gubernur HindiaBelanda penggagas tanam paksa yang hidup pada tahun 1830-an, hingga berapa cerita dari sejarah Soekarno dan Hatta. Jakarta ternyata menyimpan banyak sejarah unik, seperti cerita di balik Patung Pancoran, Tugu Monas, hingga simbol naga di Jalan Thamrin-Sudirman dengan cerdas. Film ini menyorot sisi Adriana yang memberikan teka-teki kepada Mamen, hadir di tempat-tempat bahkan dengan cara menyamar sebagai penari Betawi.Namun ia juga mendapatkan teka-teki dari seorang misterius.

Belakangan Mamen dan Sobar menyadari bahwa pencarian terhadap jati diri gadis bernama Adriana itu berkaitan dengan masa lalu mereka.Ketika itu disadari, keduanya sudah punya kepentingan berbeda menjurus ke perselisihan.Tanpa sadar, konflik yang kemudian terjadi antara Mamen dan Sobar sebangunketika Soekarno dan Hatta ketika keduanya berpisah pada 1 Desember 1956.Plot yang sangat cerdas.Yang palingmengejutkan Fajar Nugros yang juga penulis novel yang menjadi dasar cerita film ini memberikan ending yang mengejutkan yang membedakannya dari ending film komedi romantis film Indonesia umumnya.

Prolog menarik. Plot bagus dan memikat saya untuk terus memplototi film ini di bangku bioskop . Ending juga tidak basi. Itu kelebihan pertama Adriana. Sebagai alumnus jurusan sejarah sebuah universitas yang bisa memahami sebagian teka-teki, tetapi tetap saja ada pengetahuan baru.Riset sejarah yang dilakukan Fajar Nugros cukup baik.Eva Celia cukup baikmelontarkan pengetahuan sejarahnya seperti pengetahuan itu sudah melekat di benaknya dan bukan hafalan.Kevin Julio bermain gemilang dan menjadi bintang dalam film ini menampilkan sosok asisten dosen yang smart, keluar dari perannya yang cenderung lebay pada film sebelumnya. Keberadaan tokoh Pak Anshori (Agus Kuncoro) guru dari Sobar ketika masih kecil juga memikat dan menjadi salah satu kunci memahami cerita.

Akting Adipati Dolken biasa saja.Aktingnya tidak terlalu banyak memberikan kesan dan mengingatkan perannya dalam film-film sebelumnya urakan.Kecuali peran kecilnya sebagai “Soekarno” dalam beberapa scene film ini. Eva Celia tampil menarik dalam beberapa adegan. Misalnya dia bisa nyambung meloncat-loncat gembira menyanyikan lagu “Hari Merdeka” nyambung dan segaya dengan pemeran Adriana masih kecil (seperti mengindap romantis historis/rindu masa lalu).Begitu juga ketika dia memerankan putri Gubernur Jendral Hindia Belanda pada 1831 dia piawai.Hanya saja dalam berapa adegan masa kini dan sosok anak muda yang seharusnya dewasa (usia 20 tahunan), dia malah tampak sebagai sosok ABG dan itu juga terjadi pada adegan yang menentukan.

Tadinya saya khawatirkan kekuarangan terjadi pada detail setting sejarah dalam sejumlah adegan ternyata tidak terjadi cacat pada adegan kejadian sejarah abad ke 19 hingga Jakarta 1960-an (cukup bagus walau ada yang tertolong keberadaan bangunan bersejarah di Jakarta dan Bogor), tetapi justru terjadi pada flash back para tokoh-tokohnya ketika masih kecil, hingga masih SMA suasana Monas tidak berubah.Kekurangan lain dari film ini adalah latar belakang keluarga para tokoh-tokohnya tidak terlalu detail.

Secara keseluruhan Adriana memang kisah romantis anakmuda, namun dikemas dengan pengetahuan sejarah tanpa menggurui.Penonton tidak hanya mendapatkan hiburan tetapi juga mendapatkan “sesuatu” di kepalanya untuk dibawa pulang. Soundtrack yang digarap oleh Indra Lesmana juga terdengar manis dan menjadi kekuatan lain untuk film yang diproduseri juga oleh Sophia latjuba .

Irvan Sjafari

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun