Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review “Interstellar”: Waktu Itu Relatif dan Cinta Itu Eksistensi Manusia

25 November 2014   01:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:57 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_377817" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi film Interstellar (kredit foto http://www.thefilmgrapevine.com/wp-content/uploads/2014/11/Interstellar-3.jpg)"][/caption]

JudulFilm: Interstellar

Sutradara: Christopher Nolan

Bintang: Matthew McConaughey,Anne Hathaway, Jessica Chastain,Bill Irwin,

Rated:**** (excellent)

Artian kamus “Interstellar” berarti antar bintang. Kalau lebih spesifik adalah perjalanan antar bintang. Tema perjalanan antar bintang bukan hal yang baru dalam sejarah film fiksi ilmiah,sebut saja Star Trek, Lost in Space (keduanya bahkan berangkat dari serial televisi), menemukan peradaban di luar manusia, termasuk juga apakahada planet dengan tata suryanya lengkap dengan mataharinya sendiri (baca bintang), juga bagaimana mencapainya dengan kecepatan cahaya.Bicara kecepatan cahaya ialah apabila kita melihat bintang di langit maka cahaya yang kita lihat adalah cahaya jutaan tahun yang lalu karena kecepatannya.Waktu menjadi relatif dalam film-film fiksi ilmiah bertemakan perjalanan antar bintang.

Dalam perjalanan antar bintang tidak ada yang baru dalam Interstellarsebagai sebuah film fiksi ilmiah. Sekalipun diramu dengan bahwa dunia di masa mendatang adalah dunia yang suram karena bencana alam dan harus dicari kemungkinan meninggalkan bumi mencari tempat tinggal yang baru dan matahari yang baru pula.After Earth (2013), juga menyinggung hal itu Cuma dengan sudut pandang terbalik ketika manusia sudah di planet lain.

Yang berbeda danmemberikan film ini nilai lebih adalah karena sutradaranya Christopher Nolan. Beberapa film dari sutradara kelahiran Inggris 30 Juli 1970 membaut saya takjub karena cara bertuturnya, sepertiMemento rilis 2000 (bercerita dari akhir hingga awal dengan menggunakan sudut pandangseorang penderita gangguan shor term memory), Insomnia rilis 2002, tentang polisi yang punya masalah gangguan tidur dan harus memecahkan kasus pembunuhan, Inception rilis 2010 (bertutur soal bermain fantasi dengan dunia mimpi), serta sejumlah film superhero, Batman dan Superman yang dibuatnya menjadi dewasa, menyeramkan dan tidak kekanak-kanakan. Sinematografinya suram dan kerap menyerupai film documenter.

Insterstelar dibuka dengan situasi bumi suatu ketika di masa depan ketika bencana lingkungan. Sebagian besar bumi diceritakan berdebu –walau dalam Interstellar hanya diperlihatkan Amerika Serikat hingga menimbulkan pertanyaan bagaimana nasibnyabelahan bumi lain?- tanaman yang hidup hanya jagung, setelah gandum punah.Tidak diceritakan nasib species lain secara rinci.Apakah semau species lautan lenyap?Tentunya kengerian akan nasib apakah ini akhir dari homo sapiens seperti halnya dinosaurus.Situasi post apocalypsticsebangun dengan Road (2009)menceritakan bumi gersang dan hancurnya peradaban,Metropia (2009) yang juga bertemakan bencana lingkungan di akhir peradaban manusia.

Di antara petani jagung itu adalah Cooper (Matthew McConaughey) mantan pilot NASA yang harus bertahan hidup dengan dua anaknya, seorang putra Tom dan putrinya Murph (Mackenzie Foy), serta ayahnya Donald.Cooper digambarkan orang rasional dan kerap dipertanyakan anaknya soal adanya hantu di kamarnya yang memberikannya tanda, diantaranya kode morse, hingga petunjuk lainnya.Suatu ketika petunjuk itu menggiring Cooper dan Murph ke markas NASA yang tersembunyi.Di sana mereka bertemu Profesor Brand (Michael Caine), putrinya (Anna Hathaway), serta sejumlah ilmuwan lain. Mereka punya rencana mencari planet di tata surya galaksi lain untuk eksodus umat manusia yang terancam kepunahan.

Perjalanan itu tentunya memakan waktu puluhan tahun dan bisa jadi aklau pun ada umat manusia sudah tinggal sejarah. Namun Brand punya petunjuk berupa lubang cacing di dekat Saturnus yang bisa mempersingkat perjalanan itu. Cooper mulanya enggan meninggalkan keluarganya, namun akhrinya berangkat juga bersama Brand dan dua orang lainnya. Ikut juga robot komputer yang disebut TARS. Petunjuk datang dari pionir sebelumnya yaitu Planet Miler, Man dan Edmund yang menyokong kehidupan.

[caption id="attachment_377818" align="aligncenter" width="300" caption="salah satu adegan Interstellar (kredit foto http://www.beyondhollywood.com/uploads/2014/09/Interstellar-2014-Movie-Image.jpg)"]

14168281132032565885
14168281132032565885
[/caption]



Perjalanan menegangkan, karena ada saat hitungan satu jam di suatu planet bisa sama dengan tujuh tahun di Bumi.Waktu eksplorasi menjadi sangat berharga.Interstellar yang mulanya berjalan lambat seperti film fokumenter hingga kira-kira dua pertiga cerita –komplit dengan testimoni putri Cooper dalam sebuah tayangan film tentang ayahnya. Sang putri diceritakan sudah menjadi nenek.Saya sebagai penonton menduga bisa jadi perjalanan itu gagal dan bisa tidak. Seperti roller coaster begitulah kesan saya pada bgaian  sepertiga etrakhir  film yang menyampaikan : waktu adalah relatif bila ada mahluk yang sudah mencapai dimensike empat dan juga ada dimensi ke lima. Selain itu juga cinta.Kata terakhir ini adalah eksistensi manusia.

Sinematografibegitu beragam dan fantastis, tetapi sebetulnya logikanya masih dijaga oleh Nolan. Planet Miller yang serba air lengkap dengan ombak setinggi ratusan meter, serta eksotisnya planet es berbatu ditemui para astronot ini. Beberapa adegan mengingatkan saya pada2001 : A Space Odyssey (2001) karya Stanley Kubrick, sejumlah adegan mengingatkan pada suatu sudut pandang pelaku dalam film horor Conjuring yang justru menjadi adegan kunci yang menjelaskan bagian awal film. Saya lega Nolan memihak kepada eksistensi manusia.

Secara keseleuruhan inilah film fiksi ilmiah yang sempurna menurut saya. IMDB memberikan nilai 8.9per sepuluh. Departemen casting rata-rata bermain baik. Saya paling suka dengan robot TARS mesin pintar, yang bisa berlari cepat di atas air maupun batu untuk menyelamatkan manusia. Robot ini mengingatkan saya pada komputer dalam 2001 A Space Odyssey. Hanya saja perilakunya berbeda. Bagian yang paling saya suka adalah adegan menjelang akhir cerita. Umur 124 tahun itu menurut ukuran apa ya? Wow J

Irvan Sjafari

Sumber Foto:

http://www.thefilmgrapevine.com/wp-content/uploads/2014/11/Interstellar-3.jpg

http://www.beyondhollywood.com/uploads/2014/09/Interstellar-2014-Movie-Image.jpg

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun