Pak Dayat setiap hari ke palabuhan tempat kapal-kapal dari daerah lain berlabuh. Pak Dayat sangat sibuk mengangkat barang-barang dari atas kapal ke mobil yang akan mengantarkan orang-orang ke tempat tujuan. Begitulah rutinitas pak Dayat setiap harinya. Mengagumkan!
Mengapa pak Dayat menjadi kuli ? Dia berusaha dengan tenaganya, baginya itulah yang dapat disumbangkan untuk mencari nafkah menghidupi istri dan anaknya serta dirinya sendiri. Sekalipun dia tak terpandang sebagai orang yang mulia disisi masyarakat, tetapi pak Dayat mempunyai keteguhan iman kepada Tuhan Yang Kuasa.
Pak Dayat sangat rajin mengerjakan shalat dan mempunyai hati yang baik, tidak pernah menaruh dendam kepada siapapun juga, dan diapun terkenal orang yang baik hati di kampungnya. Walaupun kehidupannya sedemikian rupa, namun dihadapinya dengan lapang dada dan hati yang tenang, serta wajahnya yang selalu berseri-seri. Senyumnya menyejukkan hati.
Sekalipun dia seorang kuli, tetapi hatinya penuh dengan iman dan takwa kepada Allah, maka keimanan itulah yang membawa dia memiliki sifat-sifat yang baik. Pak Dayat selalu ingat pada firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 13, yang artinya :
"Semulia-mulia kamu di sisi Allah, ialah orang yang takut kepada Tuhan"
Manusia walaupun bagaimana juga tinggi pangkatnya di dunia ini, apabila dia tidak beriman kepada Allah, jiwanya kosong dari mengingat Allah, amalnya tidak ada yang akan kekal untuk hidupnya dikemudian hari, maka orang itu tentulah orang yang hidup merugi.
"Katakanlah, maukah kalian kuberi tahu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Mereka adalah orang-orang yang sia-sia perbuatannya di dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.'' (Al-Kahfi [18] : 103-104).
Merujuk pada keterangan Abu Hayyan, untuk menghindari kerugian besar-besaran saat kita amat memerlukan 'keuntungan' dari amalan kita, sudah seharusnya kita menghindarkan diri dari riya. Mengapa? Karena akan menjerumuskan kita ke jurang kerugian tanpa batas.
Kalau kita melihat seorang pembesar meninggal, dia ditangisi, diantarkan ke kuburan dengan puluhan mobil yang beriringan, dan diupacarakan dengan cara kebesaran, tetapi apabila amal baiknya tidak ada dan dia manusia yang tidak mau mengenal Tuhanya, maka setelah masuk ke dalam pangkuan bumi, bagaimanakah nasibnya?
Apabila pak Dayat meninggal dunia, walaupun dia orang yang miskin harta, tetapi jiwanya tidak miskin dan sekalipun tak ada yang mengantarkannya ke kuburan, melainkan hanya beberapa orang saja, dia tetap bahagia, karena amal ibadahnya akan menjadi teman di dalam kuburnya. Dan orang-orang akan mengatakan :
"Alangkah berbahagianya pak Dayat, dia wafat dengan tenang, kembali ke hadirat Allah dengan wajah yang berseri-seri".
Semoga kita semua termasuk orang-orang seperti pak Dayat... Aamiin.
* Singosari, 22 November 2020 *
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI