Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ingin Nyaman Hidup Bertetangga? Jangan Lakukan 4 Hal Ini

16 Oktober 2022   00:41 Diperbarui: 17 Desember 2022   20:55 1903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hampir setiap hari pasti kita hidup bertetangga (Ilustrasi gambar diambil dari food.detik.com)

Jangan pertaruhkan kenyamanan hidup bertetangga hanya gara-gara anak saling ganggu, dalam dunia pertemanan anak-anak saling jail dan saling ganggu itu wajar. Jika masih dalam batas wajar maka jangan berlebihan dalam menanggapi aduan anak kita. 

Minta mereka perjelas apa yang terjadi, lalu biarkan mereka yang selesaikan. Hal ini demi kehidupan bertetangga yang nyaman.

Yok buat hidup bertetangga nyaman dengan tetap bijak tidak terlalu mencampuri urusan anak-anak kita!

4. Jangan gaduh

Gitaran(Ilustrasi gambar diambil dari melenggang.com sumber Pixabay) 
Gitaran(Ilustrasi gambar diambil dari melenggang.com sumber Pixabay) 

"Wkwk ini masalah keluarga gue dulu pas masih ngontrak, anak muda pada gitaran sampai tengah malem posisi adek gue masih bayi, emak gue habis sesar, akhirnya call temen bokap yang 'pinter' suruh datengin mbak kunti malam itu, besoknya hening nggak ada lagi yang gitaran wkwkwk," komentar salah seorang warganet dikutip dari suara.com

Gak gitu juga konsepnya, sampe datengin mbak kunti, bakal berabe juga kalau mbak kunti nya ternyata nyaman dan gak mau pulang, serem gaes.

Masalah ini juga sering terjadi di dalam hidup bertetangga, kadang ada saja tetangga yang buat malam-malam hening yang seharusnya untuk waktu istirahat tetapi dibuat gaduh dengan berbagai aktivitas mereka semalaman yang tanpa henti.

Gak terbatas hanya gitaran saja, main game teriak-teriak, berpesta sampai tengah malam, ataupun karaokean tengah malam ini juga sangat mengganggu kenyamanan dalam hidup bertetangga. 

Boleh saja "gaduh", tapi jangan sampai jadi kebiasaan yang mengganggu tetangga. Kalau kegaduhan ini menjadi suatu kebiasaan maka hal ini sudah berada dalam taraf menggangu, dan hal ini sah-sah saja bila dilaporkan ke pamong setempat atau kalau ngeyel bisa juga sampai ke ranah hukum. Tapi apa ya harus sampai nemen membuat laporan gangguan kenyamanan kepada pihak berwajib hanya gara-gara gitaran?

Maka jalan terbaik adalah jangan buat kebiasaan gaduh di dalam hidup bertetangga, sekali-sekali mungkin saja masih dimaklumi. Seperti acara pengajian yang harus menggunakan speaker, tentu saja membuat gaduh tetangga sekitar, tapi untuk kegiatan yang tidak terus-terusan menjadi kebiasaan tetangga pun akan memaklumi.

Beda halnya dengan ketika kegaduhan ini menjadi kebiasaan, bisa-bisa menjadi perseteruan antar tetangga, dan pasti efeknya adalah hidup bertetangga menjadi tidak nyaman. Siap-siap juga dengan ancaman Pasal 265 KUHP denda maksimal 10 juta rupiah karena bikin gaduh dalam hidup bertetangga, seperti dikutip dari nasional.kompas.com, berisik di malam hari dikategorikan sebagai gangguan terhadap ketentraman lingkungan dan rapat umum seperti membuat hingar bingar atau berisik tetangga pada malam. 

Nah loh, masih mau bikin berisik pada malam hari?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun