Mohon tunggu...
Junita
Junita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi: baca buku dan renang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penggunaan Kalkulator untuk Siswa SD

29 November 2022   13:04 Diperbarui: 29 November 2022   13:33 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

        Masa pandemi Covid-19 menyebabkan seluruh sekolah memberlakukan pembelajaran secara daring (online) dari rumah. Mau tidak mau siswa pun belajar dari rumah dengan segala keterbatasannya, dimulai dari koneksi internet yang tidak lancar, pengawasan siswa yang kurang terpantau dengan baik oleh guru ketika belajar online, dll.  Salah satu masalah baru yang timbul adalah ketika pelajaran matematika, sebagian besar siswa mengakui bahwa mereka menggunakan kalkulator saat mengerjakan soal atau menghitung.

       Hal ini menjadi dilema tersendiri bagi guru dan siswa karena ketika mereka masuk kembali ke sekolah, sebagian  dari siswa tersebut tidak mahir/terampil dalam berhitung. Mereka sudah terbiasa menggunakan kalkulator sebagai alat bantu. Pertanyaannya adalah apakah penggunaan kalkulator untuk siswa di jenjang SD sudah tepat?

       Jika ditinjau dari teori konstrukstivisme, maka penggunaan kalkulator tersebut kurang tepat. Menurut teori konstruktivisme, jika siswa menggunakan kalkulator sebagai alat bantu berhitung, siswa tersebut tidak  akan mengalami proses belajar matematika yang bermakna dan juga tidak memotivasi siswa tersebut untuk mandiri. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Vygotsky mengenai dasar teori konstruktivisme dalam belajar, yaitu keaktifan individu dalam mengolah pengalamannya yang merupakan refleksi dari latihan-latihannya melalui berbahasa dan berpikir yang didukung oleh keaktifan individu dan keaktifan lingkungan yang saling melengkapi (Vygotsky, 1978).

       Penting bagi siswa, terkhusus bagi siswa di jenjang SD agar terbiasa mengerjakan soal matematika menggunakan pola pikirnya sendiri. Sehingga, terciptalah pembelajaran  matematika bermakna dimana siswa mengetahui  konsep dasar berhitung dan menuangkannya dalam menjawab soal-soal. Jika hal ini dilakukan secara terus menerus, maka siswa akan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya untuk mendapatkan pemahaman dan pengetahuan yang baru.

       

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun