Salah satu teori Maslow yang terkenal adalah teori hierarki kebutuhan. Teori ini berawal dari pra-anggapan bahwa pada dasarnya manusia adalah baik. Maslow menjelaskan ada lima macam kebutuhan manusia yang dimodelkan dalam sebuah piramida.
Implikasi teori Maslow dalam dunia  pendidikan sangat penting. Saat proses pembelajaran, guru seharusnya memerhatikan teori ini. Contoh, pada suatu ketika guru menemukan peserta didik yang mengalami kesulitan mengerjakan PR sehingga peserta didik tersebut tidak mengerjakan PR-nya, peserta didik tidak dapat tenang dan selalu gelisah di dalam kelas, atau bahkan peserta didik tidak memiliki motivasi belajar.Â
Menurut Maslow, guru tidak dapat langsung menyalahkan anak atas kejadian yang dialami peserta didiknya. Guru perlu menganalisis, mungkin kejadian yang dialami peserta didiknya diawali dengan mengenali apakah anak tersebut belum terpenuhi kebutuhan dasarnya. Mungkin anak-anak tersebut tidak makan pagi yang cukup sehingga di kelas kelaparan dan menyebabkan anak tersebut selalu gelisah, tidak dapat konsentrasi saat belajar di kelas.
Aplikasi Teori Kebutuhan Maslow dalam Pembelajaran
Berikut peran guru dalam memanfaatkan hirarki kebutuhan Maslow:
a. Pemenuhan kebutuhan fisiologis
   * menyediakan ruang kelas yang memadai dan kondusif
   * memfasilitasi kantin dengan harga yang terjangkau
b. Pemenuhan kebutuhan rasa aman
   * Guru menunjukkan rasa aman dengan tidak selalu menunjukkan perilaku mengancam, mengkritik, atau bahkan menghakimi     tanpa terlebih dahulu mengetahui penyebabnya.
 c. Pemenuhan kebutuhan kasih sayang atau penerimaan
   * Guru selalu menunjukkan  sikap empatik, peduli terhadap peserta didik, sabar, adil, dan terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik.
   * Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja sama mutualistik dan saling percaya di antara peserta didik.
d. Pemenuhan kebutuhan harga diri
  * Guru menghargai atas keberagaman pendapat peserta didik.
  * Guru mengembangkan iklim kelas dengan menerapkan pembelajaran kooperatif.
  * Guru tidak menghukum peserta didik di depan umum jika melakukan kesalahan, tetapi menasehatinya di jam dan ruang lain sehingga anak tidak malu dan merasa dihargai.
e. Pemenuhan kebutuhan aktuliasasi diri
  * Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menggali dan menjelajah kemampuan dan potensi yang dimilikinya.