Mohon tunggu...
Junita
Junita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi: baca buku dan renang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Punishment dan Reinforcement dalam Teori Behavioristik

28 November 2022   21:36 Diperbarui: 29 November 2022   04:10 3111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

REINFORCEMENT dan PUNISHMENT dalam TEORI BEHAVIORISTIK

 

Teori Behavioristik merupakan salah satu teori belajar yang memiliki pengaruh besar terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan. Hal ini dapat terlihat jelas pada pelaksanaan pembelajaran mulai dari tingkat paling dini, seperti Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah-Dasar (SD), Sekolah Menengah (SMP dan SMA), dan bahkan sampai ke Perguruan Tinggi (Wiranta, et.al., 2022). 

Teori belajar behavioristik telah menghasilkan banyak desain pembelajaran dan telah mempengaruhi praktik pembelajaran dan penggunaan perangkat pembelajaran. Teori behavioristik menjadi tolak ukur munculnya model-model pembelajaran seperti mastery learning, programming learning, individual learning, computer-based learning, a system approach to learning dan sebagainya. Termasuk di dalamnya pengaruh teori belajar behavioristik dalam pengembangan media pembelajaran.

B. F. Skinner (1904-1990) adalah seorang psikolog Amerika yang dikenal karena pengaruhnya terhadap behaviorisme. Dalam survei psikolog tahun 2002, ia diidentifikasi sebagai psikolog paling berpengaruh di abad ke-20. B. F. Skinner sendiri menyebut filosofinya sebagai "behaviorisme radikal". Dia menyarankan bahwa konsep kehendak bebas hanyalah sebuah ilusi dan, sebaliknya, percaya bahwa semua tindakan manusia adalah akibat langsung dari pengkondisian. B. F. Skinner juga mengusulkan bahwa emosi dapat diterjemahkan ke dalam kecenderungan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya, jika seseorang mengalami emosi kemarahan terhadap orang lain, mereka cenderung menunjukkan perilaku seperti membentak orang lain atau mungkin bahkan bertindak melawan mereka secara fisik (Hartman, 1963).

Menurut teori pembelajaran B.F. Skinner, perilaku kita dikembangkan atau dikondisikan melalui penguatan. Proses ini disebut sebagai pengkondisian operan (operant conditioning), dengan operan mengacu pada perilaku apa pun yang bertindak pada lingkungan dan mengarah pada konsekuensi. Perilaku operan (tindakan di bawah kendali) berbeda dengan perilaku responden. Skinner menggambarkan perilaku responden sebagai segala sesuatu yang terjadi secara refleks atau otomatis---seperti menarik tangan Anda ke belakang saat Anda tidak sengaja menyentuh panci panas (Donahoe & Palmer, 1988). Gagasan Skinner tentang pengondisian operan memengaruhi pemikiran tentang perkembangan anak, atau bahwa perilaku anak dapat dipengaruhi melalui penguatan positif dan negatif. Itu juga berkontribusi pada teori perilaku kepribadian, menjelaskan bahwa kita merespons dengan cara tertentu berdasarkan pengalaman yang kita pelajari.

Teori belajar B.F. Skinner mengatakan bahwa seseorang pertama-tama dihadapkan pada suatu rangsangan, yang menimbulkan tanggapan, dan tanggapan itu kemudian diperkuat (stimulus, response, reinforcement). Inilah, pada akhirnya, yang mengkondisikan perilaku kita. Untuk membuat proses ini lebih mudah diingat, ABC behaviorisme dikembangkan. ABC adalah anteseden (stimulus), perilaku (respons), dan konsekuensi (penguatan). Skinner menganggap bahwa hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya akan menimbulkan perubahan tingkah laku (Wiranta, et.al., 2022).

Respons yang dihasilkan oleh subjek didik merupakan hasil dari stimulus yang diberi penguatan. Kemudian skinner membagi pengaruh penguatan tersebut, yaitu Reinforcement dan hukuman. Reinforcement merupakan konsekuensi yang memperkuat tingkah laku tertentu. Dampak tingkah laku atau peristiwa yang memperkuat tingkah laku tersebut dapat berupa perilaku menyenangkan dan tidak menyenangkan. Dengan demikian reinforcement sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu, reinforcement positif dan reinforcement negatif (Arifin & Humaedah, 2021).

Reinforcement

Dalam teori pembelajaran B.F. Skinner, penguatan (reinforcement) memainkan peran penting dalam perkembangan perilaku. Penguatan adalah setiap peristiwa yang memperkuat perilaku tertentu dan dapat bersifat positif atau negatif. Penguatan positif mencakup tindakan atau peristiwa yang memperkuat respons dengan memberikan stimulus untuk perilaku tertentu, seperti memberi hadiah atau pujian kepada anak karena membersihkan kamar mereka. Penguatan negatif juga memperkuat respons, tetapi dengan menghilangkan hasil yang tidak menguntungkan, seperti anak membersihkan kamar mereka untuk menghindari hukuman. Skinner menentukan kapan perilaku tertentu diperkuat (baik berdasarkan jumlah respons atau waktu) dan memengaruhi seberapa kuat perilaku yang dipelajari. Empat jadwal penguatan Skinner adalah:

Jadwal rasio tetap: Tanggapan diperkuat setelah sejumlah tanggapan tertentu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun