Mohon tunggu...
Junialdi Sabastian Fauzi
Junialdi Sabastian Fauzi Mohon Tunggu... Penjahit - ---

Wake up! You need to make money!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekre

28 September 2020   22:12 Diperbarui: 28 September 2020   22:14 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore ini kembali rapat organisasi kampus untuk acara yang akan diadakan pekan depan. Acara terakhir sekaligus tahun terakhir menjadi anggota organisasi, aku diberi tanggung jawab lumayan besar. Sebagai ketua pelaksana, tentu aku harus datang lebih awal dan membantu menyiapkan ruang rapat di gedung fakultas. Selesai kelas, bersama beberapa teman anggota menuju sekre untuk mengambil barang-barang keperluan. Gedung sekre berjarak hanya sepanjang galah dari gedung fakultas. Sekre organisasi tempatku bergabung berada di lantai paling atas, lantai 4. Bersama beberapa sekre organisasi lain, terletak di ujung lorong.

Dulu, lorong dengan berbagai sekre organisasi kampus ini terasa biasa saja. Padahal baru beberapa bulan berselang, seakan rela menunggu berbulan-bulan untuk menikmati utuh satu purnama. Salah seorang perempuan anggota organisasi sebelah membuat sepanjang lorong ini, seperti perjalanan pendaki menuju puncak gunung, tidak sesulit itu tapi lebih menyenangkan. Kanan-kiri jalan bukan pohon cemara, hanya pintu-pintu sekre dengan penuh harap ia ada di salah satu pintu saat aku melewatinya. Ketika sampai, para pendaki menikmati alam ciptaan Tuhan, aku mensyukuri ciptaan Tuhan; dirinya.

Bermula dari awal semester tahun lalu, minggu siang di hari perekrutan anggota baru organisasi kampus. Aku berada di ruangan mewawancarai calon-calon anggota baru. Waktu wawancara hampir selesai, dikonfirmasi bahwa peserta terakhir akan terlambat dan panitia harus menunggu.

"Ada yang mau nitip minum, engga? Gua mau ke kantin, nih." Tawar Fajar ketua organisasi seketika berdiri dari bangku sebelahku. Fajar adalah kawan pertamaku di kampus. Dulu kami bertemu ketika akan mengumpulkan beberapa berkas mahasiswa baru. Sama-sama mengeluh karena antrean pengumpulan berkas masih saja panjang padahal sengaja memilih hari terakhir dengan anggapan sebagian besar mahasiswa baru mengumpulkan di awal. Di antara puluhan mahasiswa baru yang rapih mengenakan kemeja, Fajar satu-satunya yang mengenakan cardigan kuning dengan celana panjang training dan sandal jepit. Saat itu aku meminjam pulpen kepada Fajar karena ada beberapa form yang lupa aku isi. Tanpa sengaja aku melihat form miliknya dan ternyata kami satu jurusan.

"Gua nitip, dong. Eh-" dompetku yang harusnya di kantong celana, tidak ada. Aku merogoh saku kemeja dan jas almamater juga tidak ada.

"Nyari apaan, Jun?" Tanya Fajar.

"Dompet gua." Sambil mengingat terakhir kali membuka dompet.

"Jatuh di kantin, kali. Tadi pagi kita 'kan sarapan di kantin." Tanggap Nugraha yang duduk di sebelah Fajar.

"Ayo deh, cari dulu." Ajak Fajar. Menyusuri tempat-tempat dan rute yang sebelumnya aku lewati, parkiran, kantin, lobi gedung fakultas, kamar mandi,  tetap tidak ketemu. Harapan terakhir adalah sekre tempat pertama yang aku tuju setibanya di kampus pagi tadi.

"Engga ada. Udahlah. Balik aja, Jar.''

"Cari dulu, Jun. Siapa tahu ketindih di bawah karpet atau di mana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun