Mohon tunggu...
Junaidi Husin
Junaidi Husin Mohon Tunggu... Guru - Aku menulis karena aku tidak pandai dalam menulis. Juned

Gagasan seorang penulis adalah hal-hal yang menjadi kepeduliannya. John Garder

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kecanggihan Teknologi dan Degradasi Moral

19 November 2023   11:33 Diperbarui: 12 Februari 2024   14:28 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perkembangan dan kecanggihan teknologi saat ini, memang dapat memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Misalnya dalam hal memesan makan, membaca koran dan mencari jalan. Semua itu telah ada dalam sebuah genggaman. Tidak perlu bersusah payah, cukup tekan dengan satu jempol saja semua terselesaikan.

Semakin canggih teknologi yang ada, menandai majunya sebuah peradaban digital dan manusia itu sendiri. Sehingga dengan perkembangan transformasi teknologi ini, menuntun manusia untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan yang ada. Sebelumnya, kita hanya dapat menggunakan selluler untuk bertukar pesan, kemudian dapat bertukar suara (telepon), sampai mendengar musik, searching hingga mengunggah foto dan video. Benar adanya jika ada yang berkata "dunia ada digenggamanmu". 

Seiring dengan kemajuan dan berkembangnnya teknologi itu. Di samping begitu banyak manfaat bagi kehidupan, ada juga sisi negatifnya bagi pengguna. Jika  enggan ingin berkata banyak, sangatlah tidak sedikit pengguna dengan sengaja melakukan hal-hal yang di luar batas normal kemanusiaan, yang berlawanan dan mengabaikan kebenaran kata hatinya. Menurut penulis, salah dalam menggunakan tidaklah mengapa (gaptek), namun salah dalam penggunaannya, ini ada apa?

Kepopuleran saat ini sangat mudah untuk dilakukan, tidak sesulit sebagaimana bintang film dahulu. Ingin terkenal pada saat ini saja, tidak perlu menjadi seorang artis bak bintang film di layar Lebar. Cukup memiliki akun dan aplikasi tertentu, kemudian membuat konten yang unik dan menarik. Seperti shalawatan, ceramah agama dan edukasi pendidikan lainya. Disamping itu juga, Sayangnya keunuikan konten saat ini banyak berisikan nilai-nilai negatif, yang dapat merusak citra dan degradasi moral pengguna.

Adapun degradasi yang penulis maksud. Sebagaimana dalam kamus besar KBBI online dijelaskan degradasi itu mempunyai makna "kemunduran, kemerosotan, penurunan, dan sebagainya (tentang mutu, moral, pangkat, dan sebagainya). Tentu, kasus yang ingin penulis sampaikan ini tidak seluas dan seumum pengertian di atas tetapi hanya terbatas pada moral saja.

Yang biasa kita temui dan dapatkan di balik kecanggihan teknologi tersebut. Tak jarang demi kepopuleran dan followers atau hanya sekedar iseng dan bercanda saja, tidak malu dan dengan bangganya melakukan "joget tiktok" yang mentontonkan (maaf) lekuk tubuh, kemolekan dan memperlihatkan kecantikannya. Dari yang sifatnya biasa, sedikit luar biasa bahkan ada yang kelewat luar biasa dengan mengumbar aurat, melibatkan lawan jenisnya serta dengan adegan semi seperti suami istri.

Anehnya, ini menjadi hal biasa dan lumrah dilakukan oleh perempuan yang sebagian besar dilakukan remaja meranjak dewasa itu. Boleh jadi hal semacam ini disebabkan oleh tren barat yang kemudian ditiru. Tanpa memikirkan dampak negatif bagi dirinya di masa yang akan datang dan di kehidupan selanjutnya.

 Tak ayal, bagi lawan jenis ini merupakan tontonan yang menyenangkan serta menggairahkan, bahkan tidak sedikit akan mengundang terjadinya kemaksiatan. Bagaimana tidak, hal yang dilakukannya itu diluar batas normal dan melampaui privasi keintiman dirinya sebagai perempuan yang dimuliakan.

   Sedihnya, semua itu dilakukan hanya untuk mendapatkan respon like, jumlah pengikut dan jam tayang dari netizen. Sebenarnya ini ada apa, dan apa yang sedang terjadi pada anak-anak remaja kita dan kenapa itu harus perempuan, tidak sedikit berhijab pula. Jika hal ini menurut penulis atau pengguna tidak salah, apa jawaban yang benar dan tidak membenarkan, serta dengan alasan apa yang tidak bertentangan dengan kata hati penulis atau pengguna.

"Sedikit menyimpang dari pembicaraan di atas." Bila melihat dan membaca kembali sejarah. Di mana, jauh sebelum diutus-Nya Nabi Muhammad SAW. Kehidupan masyarakat pada waktu itu, sangatlah jauh berbeda dengan zaman di kehidupan hari ini. Sampai-sampai zaman pada waktu itu dinamakan zaman "jahiliyah" yakni zaman kebodohan. Banyak yang tidak mengerti baca tulis, terjadi perang antar saudara, bahkan sampai tidak mengenali tuhan-Nya.

Kondisi masyarakat sebelum Islam datang itupun sangat memprihatinkan, persis bagaikan binatang ternak. Wanita tidak ubahnya sebagai benda yang diperjualbelikan dan dipertontonkan, dinggap budak, hanya berfungsi untuk melahirkan keturunan dari banyak lelaki, tempat pemuas hasrat birahi dan tidak sedikit orang tua kandung mengauli anak gadisnya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun