Mohon tunggu...
Junaedi Farabi
Junaedi Farabi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya adalah manusia biasa yang kebetulan tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Takut Pada Allah atau Takut Pada KPK?

15 Mei 2011   07:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:40 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Anda siapa?”

“Setan Pak”

“Serius?”

“Belum jelaskah?”

“Agama?”

“Dulu saya Islam”

“Sekarang?”

“Masih Islam”

“Tinggal di mana?”

“Siang dan malam tinggal di rumah orang lain”

“Rumah siapa?”

“Siapa saja yang mau mengajak saya”

“Apa cita-cita Anda?”

“Mengajak sebanyak-banyaknya orang lain untuk bahagia bersama saya”

“Lebih spesifik!”

“Berzina, Korupsi, minuman dan bersenang-senang”

“Itu kan dilarang oleh Tuhan”

“Tuhan Bapak siapa?”

“Allah”

“Sama”

“Ko begitu?”

“Yaiya lah. Saya dipanggil setan karena saya selalu bahagia”

“Saya juga ingin selalu bahagia”

“kalau begitu mari ikut saya”

“Tidak ah”

“Kenapa?”

“Takut”

“Takut pada siapa?”

“Allah”

“Tenang saja Allah lagi tidur, jadi tidak ada yang bisa mengetahui Bapak”

“Emang Allah tidur?”

“Dia juga lelah melihat tindakan buruk manusia-manuisa”

“Saya kan pejabat Negara. Mana mungkin korupsi”

“Mumpung jadi pejabat, gampang bohongin orang-orang”

“Tidak ah, itu kan dosa”

“Dosa itu nikmat. Dari korupsi kan dapat uang banyak. Dengan uang banyak bisa berbuat sesuka hati”

“Nanti ketahuan sama KPK bagai mana?”

“Sebenarnya takut pada Allah atau pada KPK? Allah mah cuma bisa ngeliatin doang”

“Iya”

“Nah kalau gitu mau sengsara atau bahagia?”

“Caranya”

“Ambil uang ini!”

“Ini kan uang Rakyat?”

“kalau uang Bapak, ngapain saya suruh ngambil uang ini”

“Entar rakyat marah”

“Tenang aja, mereka tidak bakal mengetahuinya”

“Nanti kalau diperiksa KPK?”

“KPK kan teman Bapak, mana mungkin KPK marah sama Bapak”

“OK…”

“Yes…. Dapat teman satu. Hehehhe”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun