Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Aku dan Gadis Misterius

29 April 2020   13:13 Diperbarui: 29 April 2020   13:22 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: dragoart.com/)

Aku memang cuma pemuda biasa. Tempat tinggalku jauh di pedalaman, tepatnya di sebuah desa di kaki Gunung Cikuray, Garut, Jawa Barat. Pekerjaan sehari-hariku adalah bertani.

Setiap pagi aku selalu pergi ke kebun. Letaknya di pinggir desa. Jaraknya sekitar 25 menit berjalan kaki. Tak begitu jauh  untuk ukuran orang di desaku, sebab masih banyak petani lain yang lokasi kebunnya lebih jauh dariku.

Sebenarnya kebun ini bukan sepenuhnya milikku, melainkan milik keluarga. Kebun itu warisan dari almarhum ayahku, Obeh. Beliau meninggal sekira lima tahun silam. Kini aku tinggal bersama ibu dan kedua adik perempuanku yang masih kecil, Aisyah kelas VIII SMP dan Nurrohmah kelas 6 SD.

Usiaku sebenarnya masih muda untuk ukuran orang kota, baru 23 tahun. Namun bagi penduduk desa, aku sudah dianggap bujang tua. Jangan dikira aku tak mau menikah seperti teman-temanku yang sudah lebih dulu berkeluarga. Aku saja yang belum berani karena merasa belum mampu menafkahi seorang istri. Maklum, aku merasa penghasilanku masih pas-pasan.

Warti, ibuku adalah wanita desa yang lugu. Pendidikannya cuma sampai kelas 5 SD. Mendapatkan jodoh ayahku yang bekerja sebagai petani di desa rasanya ia senang sekali. Apalagi saat itu ayahku termasuk lelaki yang rajin dan cukup tampan sehingga menjadi incaran para gadis muda di desanya.

Kehidupan rumah tangga keluargaku terbilang baik. Kalau hanya sekadar makan dan minum selalu tercukupi. Hasil kebun yang dikelola ayahku mampu menghidupi kami sekeluarga. Bahkan sampai aku tamat SMA di sebuah kota kecamatan semuanya dibiayai dari sana. Sayang usia ayahku tidak panjang. Beliau meninggal akibat terkena musibah banjir bandang. Tragedi  lima tahun silam tersebut masih membekas kuat dalam ingatanku.

Seperti biasanya, usai salat Subuh dan sarapan pagi, ayah hendak berangkat ke kebun. Cuaca saat itu memang tidak begitu baik. Di luar hujan gerimis disertai angin kencang. Ayah memaksakan diri berangkat, walau ibuku sudah melarangnya.

"Ayah, diluar hujan gerimis, sebaiknya jangan ke kebun dulu. Perasaan ibu kok tidak enak Yah. Ibu khawatir hujan semakin deras Yah," ujar ibu ketika itu.

"Gak apa-apa kok Bu, cuma gerimis. Nanti juga reda," jawab ayah ngeyel sambil menyalakan rokok kretek kesayangannya.

"Ibu takut hujannya makin deras Yah. Bagaimana nanti kalau Ayah kehujanan? Nanti bisa sakit. Ingat umur Yah!" Balas ibu lagi sambil wajahnya terlihat agak kesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun