Mohon tunggu...
Juli Prasetyo
Juli Prasetyo Mohon Tunggu... Guru SMAN 1 Porong Sidoarjo

Lahir di Sidoarjo Jawa Timur, Menjadi Guru adalah panggilan, pegiat budaya literasi dengan membudayakan membaca, menulis, kegiatan sastra, drama, puisi, seni dan pertunjukan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketahanan Pangan (3): Diversifikasi Pangan Upaya Pencegahan Stunting

28 Februari 2025   12:30 Diperbarui: 28 Februari 2025   12:35 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sayur Kangkung Segar/Juli Prasetyo

Aneka Sayuran Di Pasar Tradisional/Juli Prasetyo
Aneka Sayuran Di Pasar Tradisional/Juli Prasetyo

Optimalisasi Diversifikasi Pangan Lokal untuk Pencegahan Stunting

Hampir 95% masyarakat Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok, padahal sumber karbohidrat lain tersedia melimpah. Diversifikasi pangan non-beras adalah upaya mengurangi ketergantungan pada beras sebagai makanan pokok dengan mengembangkan dan mempromosikan sumber pangan alternatif seperti umbi-umbian, sagu, jagung, dan sorgum. Ini menjadi solusi penting untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi risiko krisis pangan, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Menurut FAO (2020), diversifikasi pangan adalah strategi untuk meningkatkan variasi konsumsi pangan guna memenuhi kebutuhan gizi dan mengurangi risiko ketergantungan pada satu komoditas. Rujukan selanjutnya melalui Kementerian Pertanian RI (2021) mendefinisikan diversifikasi pangan sebagai upaya meningkatkan konsumsi pangan lokal non-beras untuk mencapai ketahanan pangan dan gizi.

Melihat kembali tentang ketahanan pangan, tidak hanya tentang ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, tetapi juga tentang pemenuhan gizi yang memadai untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemenuhan gizi yang baik merupakan fondasi penting dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Dampak positif, dari diversifikasi pangan, upaya untuk memastikan asupan gizi seimbang, terutama protein, vitamin, dan mineral, melalui kearifan lokal terutama keberagaman makanan pokok masing-masing daerah. Mengurangi risiko krisis pangan akibat gagal panen padi. Meningkatkan pendapatan petani dan pengusaha pangan lokal.

Optimalisasi diversifikasi pangan lokal merupakan strategi efektif untuk mencegah stunting dengan meningkatkan ketersediaan dan konsumsi pangan bergizi. Di Indonesia, upaya ini melibatkan edukasi, pengembangan teknologi, dukungan kebijakan, dan pemberdayaan petani lokal. Dengan pendekatan holistik, diversifikasi pangan lokal dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi, serta mengurangi prevalensi stunting di Indonesia.
Bagaimana dengan pemberdayaan Urban Farming?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun