Optimalisasi Diversifikasi Pangan Lokal untuk Pencegahan Stunting
Hampir 95% masyarakat Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok, padahal sumber karbohidrat lain tersedia melimpah. Diversifikasi pangan non-beras adalah upaya mengurangi ketergantungan pada beras sebagai makanan pokok dengan mengembangkan dan mempromosikan sumber pangan alternatif seperti umbi-umbian, sagu, jagung, dan sorgum. Ini menjadi solusi penting untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi risiko krisis pangan, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Menurut FAO (2020), diversifikasi pangan adalah strategi untuk meningkatkan variasi konsumsi pangan guna memenuhi kebutuhan gizi dan mengurangi risiko ketergantungan pada satu komoditas. Rujukan selanjutnya melalui Kementerian Pertanian RI (2021) mendefinisikan diversifikasi pangan sebagai upaya meningkatkan konsumsi pangan lokal non-beras untuk mencapai ketahanan pangan dan gizi.
Melihat kembali tentang ketahanan pangan, tidak hanya tentang ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, tetapi juga tentang pemenuhan gizi yang memadai untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemenuhan gizi yang baik merupakan fondasi penting dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Dampak positif, dari diversifikasi pangan, upaya untuk memastikan asupan gizi seimbang, terutama protein, vitamin, dan mineral, melalui kearifan lokal terutama keberagaman makanan pokok masing-masing daerah. Mengurangi risiko krisis pangan akibat gagal panen padi. Meningkatkan pendapatan petani dan pengusaha pangan lokal.
Optimalisasi diversifikasi pangan lokal merupakan strategi efektif untuk mencegah stunting dengan meningkatkan ketersediaan dan konsumsi pangan bergizi. Di Indonesia, upaya ini melibatkan edukasi, pengembangan teknologi, dukungan kebijakan, dan pemberdayaan petani lokal. Dengan pendekatan holistik, diversifikasi pangan lokal dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi, serta mengurangi prevalensi stunting di Indonesia.
Bagaimana dengan pemberdayaan Urban Farming?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI