Mohon tunggu...
JW
JW Mohon Tunggu... Dosen - Menulis sesuatu yang menarik sehingga kita berfikir positif

Hanya manusia biasa yang ingin mencoba mengapresiasi diri dengan menulis dan membaca secara sederhana , terkadang tulisan menerka dan menganalisa tanpa standarisasi hanya fenomena atau cerita fiksi hanya angan dan sedikit impian

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

BPJS Gagal?

2 April 2019   09:30 Diperbarui: 2 April 2019   09:32 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Asuransi kesehatan memang penting dalam sebuah negara yang memiliki pemerintahan , hanya saja dalam pengelolaan asuransi tentunya yang harus semakin diperbaiki. Fenomena yang terjadi pada asuransi yang ada di Indonesia adalah KERUGIAN  .

Pengelolaan dana asusransi yang terasa semakin banyak keluar karena mengurus premi ,  kekurangan dana karena banyaknya yang harus di bayarkan 

Ini terjadi karena ,  pada saat pertama kali asuransi BPJS ini di lucurkan beberapa fenomena terjadi , mulai dari sakit batuk pilek sebagai penyakit ringan langsung masuk rumah sakit sampai dengan panyakit dalam dan kronis semua masuk rumah sakit .

Pada perjalanan manajemen asuransi di rubah dengan berbagai ketentuan, sebagai contoh adalah setiap pasien yang hendak berobat kerumah sakit besar harus diperiksakan pada puskesmas terlebih dahulu . beberapa aturan berkembang dengan mengkatagorikan rumaskit dengan sertifikasi yang ada dalam hal ini dengan akreditasi atau standar rumah sakit tersebut kagori A,B,C atau D

Pasien dapat disaring dengan tingkat keparahan penyakitnya dan kesesuaian rumah sakit yang tersedia sesuai dengan grade rumah sakit tersebut  . beberpa hal lain penentuan rumah sakit berdasarkan lokasi tempat tinggal pasien berdomisili dan dari katagori  rumah sakit , dari jenjang paling rendah terlebih dahulu selanjutnya baru pada posisi yang lebih tinggi .

Perbaikan perbaikan manajemen semakin banyak untuk mengatasi masalah yang terjadi selama ini dalam manajemen asuransi dalam skala besar ini .

Bahkan cenderung dalam mengatasi masalah sepertinya ada faktor saling balas antara masyarakat yang sakit dengan manajemen asuransi   kesehatan selama ini . aturan demi aturan tersebut dibuat agar keuangan dalam manajemen keuangan tersebut dapat diatasi dengan baik .

Jadi teringat sewaktu salah satu karang taruna dan kegiatan kelurahan mengukur tinggi badan anak anak usia 5 sampai 12 tahun . Dalam kriteria kerja sebenarnya hanya mencatat tinggi badan anak , hanya saja dari data yang ada saya coba lihat perbandingan beberpa anak anak tersebut dan kelanjutannya membuat beberpa pertanyaan terhadap keluarga anak tersebut . diantaranya asupan makanan sehari anak anak , dan membuat katagori makanan protein,berfitamin dan karbohidrat .

Dari hasil tersebut didapatkan kebenaran bahwa protein membantu pertumbuhan tubuh anak usia 5 sd 12 tahun dalam pertumbuhan tinggi badan . tapi tentu saja ini hanya sekedar pengamatan dan bukan uji kedokteran atau uji kesehatan . pada dasarnya ini pengamatan iseng . walau bagaimana bermakna , dimana informasi lain juga kita dapat karena gisi baik akan membantu perkembangan otak dan daya tahan tubuh terhadap penyakit kulit .

Dari pengamatan ringan kita mendapatakan beberapa informasi. Penilaian yang hanya berdasarkan pengamatan dan instrumen pertanyaan sederhana di tempat pengukuran tinggi badan . dan beberapa sampel terhadap anak yang memiliki keurangan tinggi badan dan anak yang banyak mengalami gangguan kesehatan .

Dari pengamatan sederhana ini bila di hubungkan dengan kerugian yang di alami BPJS tentu saja erat kaitannya . klaim premi yang besar masyarakat terhadap apa yang dijanjikan asuransi kesehatan terhadap masyarakat yang tidak sehat ternyata tinggi .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun